Saat Dewasa Orang Mudah Datang Dan Pergi

People easy come easy go, istilah yang lumrah sebenarnya, fase ini memang sangat membekas ketika kita semakin dewasa, saat cyrcle pertemanan kita semakin menyempit dan hanya berteman dengan orang-orang itu aja. Namun secara tidak sadar bahwa fase ini sejatinya kita sudah mengalaminya sedari kecil, coba ingat-ingat saja nama teman-teman kita pas masih TK, SD, SMP, SMA atau kuliah? Apakah kita ingat detail tentang mereka? Apakah kita masih berteman dekat dengan mereka? Kurasa tidak.


Dalam realitas yang penulis rasakan memang begitu, orang memang mudah datang mudah juga mengilang. Ada beberapa alasan membuat semua itu terjadi diantaranya adalah:

  1. Tidak sefrekuensi lagi. Berteman adalah menyatukan perasaan yang sama, tapi saat semuanya kelihatan berbeda kita cenderung mengindar dari hal tersebut, dalam pertemanan sering kali gesekan-gesekan itu menjadikan kita tidak nyaman menjalaninya dan jalan satu-satunya adalah meninggalkan teman yang tidak satu frekuensi lagi.
  2. Terpisah oleh jarak, waktu dan kesibukan. Setelah dewasa hidup tidak selalu berjalan dengan apa yang kita mau, pada akhirnya kita menemukan kesibukan masing-masing, kadangkala ada diantara kita merantau hingga tidak bisa bersama teman-teman kita dalam satu tempat dan waktu seperti dulu.
  3. Hilang kontak atau kabar. Meski zaman sudah modern dan mustahil seseorang hilang kontak dan kabar begitu saja jangan kira hal ini tidak terjadi, semisal tiba-tiba aja teman kita mengilang tanpa kabar, semua media sosialnya dihapus, nomornya ganti atau sebaliknya kadang kita diblokir olehnya tanpa sebab yang kita tahu.
  4. Menikah. Kesibukan dalam berumah tangga tidak akan pernah ada habisnya karena pada fase ini kita akan berfokus pada pasangan dan keluarga kita, hingga banyak waktu tersedot mengurusi dan menjalani semuanya.
  5. Perubahan sikap. Jangan heran tiba-tiba teman yang kita kenal berubah sikap seolah-olah tidak ingin mengenal kita lagi, hal tersebut bisa terjadi akibat ulah kita atau sesuatu hal yang mempengaruhi dirinya.
  6. Perubahan gaya hidup. Saat masing-masing dari kita sudah pandai mencari uang tentu orang mendambakan peningkatan taraf hidupnya, taraf hidup ini sebagai daya tawar dalam lingkungan sosial kehidupannya. Perubahan  gaya hidup orang lain sering kali membuat seseorang insecure karena tidak semua orang gaya hidupnya sama, apalagi ada sebagian orang berpura-pura melakukan hal ini.
  7. Konflik. Perseteruan membuat hubungan dengan teman kita merenggang, jika kesalahpahaman ini wajar kita bisa akur kembali. Namun jika kesalahan yang kita lakukan besar membuat lebar jurang pertemanan yang sangat sulit untuk kita menjembataninya kembali.
  8. Merasa dimanipulasi dan dimanfaatkan. Kita sering mengenal istilah teman palsu dan mungkin kita menjadi salah satu korbannya, memang teman yang hanya memanfaatkan dan memanipulasi kita tidak pantas untuk dijadikan kawan.
  9. Perbedaan status. Setiap orang memiliki takdir dan nasib yang tidak sama, perbedaan status menjadikan kita enggan untuk bertemannya kembali, hal yang sering kita rasakan adalah perasaan insecure dan kurang enakan.

Dalam kehidupan kita tidak perlu dekat dengan banyak orang, karena pada akhirnya kita akan memilih sahabat atau orang kepercayaan kita pada sedikit orang. Bisa jadi kamu memiliki jutaan follower tapi kamu hanya terbuka pada close friends, jutaan orang itu bisa mengilang begitu saja ketika kamu mengalami kasus atau masalah besar, tetapi orang dekatmu tidak akan mudah menghilang begitu saja.

Ketika remaja kita mendambakan perhatian semua orang, kita ingin menjadi pusat perhatian umat manusia, namun kita lupa atau tidak tahu konsekuensinya. Dan ketika beranjak dewasa akhirnya kita mengerti bahwa populeritas yang kita kejar nyatanya tidak membuat kita bahagia, hal tersebut cenderung  membuat kita stres dan depresi.

Pada satu titik pencarian jati diri, kita akan menemukan kesimpulan yang membuat kita tersadar bahwasanya kualitas pertemanan itu lebih jauh baik daripada kuantitas yang ada. People easy come easy go but the best will stay. (Penulis: Ikfini Vidi)

No comments

Powered by Blogger.