Media sosial dirancang untuk
membuat penggunanya merasa betah dan nyaman, secara tidak sadar banyak dari
kita membuang waktu untuk berlama-lama dalam media sosial dan menyebabkan
beberapa dampak negatif yang nyata. Dampak negatif sosmed timbul akibat kita tidak
bisa mengkontrol diri kita, media sosial selama ini dikendalikan oleh sistem
algoritma.
Algortima medsos adalah suatu sistem
hitungan matematis yang mengukur data dari perilaku pengguna media sosial, apa
yang diukur? Algortima mengukur segala macam aktifitas, minat, dan juga
tampilan postingan yang kita inginkan dengan membaca, menganalisa serta
mengeksekusi konten yang kita sukai dan kita minati secara relevan dimedia sosial.
Secara mudahnya algortima sosmed itu tahu apa yang kita mau dan kita inginkan.
Sayangnya tidak semua orang
menyadari hal ini, algoritma merupakan machine
learning yang membuat dunianya sendiri untuk para penggunanya. Hal ini
masih menjadi perdebatan hangat hingga sekarang karena machine learning tersebut justru banyak memberikan dampak negatif bagi
penggunanya.
(Baca Juga: Elon Musk, Twitter dan Konten 'Anu')
Maka dari itu untuk meminamilisir
dampak negatif dari algoritma sosmed alangkah baiknya kita mengambil sikap
berikut:
Mengendalikan Konten yang Kita Lihat
Konten apapun yang disediakan
oleh aplikasi medsos biasanya adalah gambaran dari diri kita sendiri, semisal
kita sering melihat konten tentang modifikasi kendaraan, maka beranda,
postingan dan apapun yang berkaitan dengan itu disajikan secara otomatis oleh sistem. Namun
adakalanya sistem juga menyediakan sebuah tawaran berupa postingan atau konten
yang direkomendasikan agar kita bisa melihat sesuatu hal yang baru atau sesuatu
hal yang trending waktu itu.
Andai saja kita mampu
mengendalikan otak kita untuk tidak mengklik feed tersebut maka machine
learning tidak memperbaharui keinginan kita yang baru dalam algoritmanya. Memang
tujuan disajikannya konten yang direkomedasikan adalah membuat pengguna betah
dan membuang waktu didalamnya, ingatlah semakin kita berlama-lama semakin
pemilik aplikasi mendapatkan keuntungan didalamnya.
Mengendalikan konten adalah cara
jitu untuk memberikan kesehatan mental bagi kita, percaya atau tidak percaya hal
ini memberikan ketenangan bagi diri kita sendiri. Cobalah untuk mengatur media
sosial kita, menskip postingan yang
tidak perlu, mengisi dengan konten yang kita perlukan dan mulai kembali pada
dunia nyata kita.
Mengendalikan Mengunggah Konten Tidak Perlu
Tanpa postingan dunia medsos akan
hancur, ya begitulah kira-kira. Trend aplikasi media sosial memaksa kita untuk memposting
apapun sana-sini, itu sebuah keniscayaan yang kita akui. Secara psikologi
manusia butuh kasih sayang, cinta, persahabatan dan juga pengakuan, hal ini
mudah didapatkan dari media sosial.
Dengan kebutuhan seperti itu
kadangkala kita lepas kontrol dengan mengunggah konten-konten yang tidak perlu
kita unggah sama sekali, mengekspresikan diri dengan tidak norak memang butuh
latihan, terlebih jika adalah orang yang haus akan pujian dan pengakuan orang
lain.
Sosial media menjadi neraka atau surga
tergantung konten yang kita unggah dan kita tonton, semakin banyak konten negatif
didalamya semakin kotor pula beranda kita, semakin kita menipu diri sejauh itu
pula kita tenggelam dalam pengakuan yang tiada habisnya.
Pada kesimpulannya adalah media
sosial menjadi wadah yang baik atau buruk tergantung kita sendiri, pengguna
adalah supirnya, akun adalah SIMnya dan aplikasi adalah kendaraanya. Teringat
satu pepatah kuno ini: “Gajah mati meninggalkan belang, manusia
mati meninggalkan jejak digital”. (Penulis: Ikfini Vidi)
0 Comments