Belajarlah Dari KBS

Oleh: Finzie
      Keringat mengucur deras disela-sela dahi mereka, sorot mata tertuju pada sehamparan halaman pesantren yang kumuh dipenuhi dengan sampah, tangan kanan mereka menggengam erat sapu lidi, sedangkan tangan kiri mereka menyeka keringat yang sedari tadi menetes.
                                   
Tanpa perjuangan mereka Assalafie gimana?

"Kalo lelah sih jangan tanya, tapi kami ikhlas menjalaninya" Celetuk salah satu dari mereka. KBS(KeBerSihan) ya, itulah mereka. KBS merupakan sub kepengurusan pondok pesantren Assalafie. Keberadaanya yang sangat krusial bagi kesehatan dan kebersihan pondok pesatren menjadikan KBS setara dengan para pengurus pesantren yang murni mengasuh santri saja.

         Jam kerja KBS hampir dikatakan penuh, setiap pagi pukul 06.00- 08.30 ada sekitar 5-9 anggota KBS bekerja, belum lagi sore harinya mereka bekerja lagi mulai dari pukul 15.30-17.00, kadang operasi malam pun mereka jalani dengan jam kerja dikatakan 'lelah' bagi yang tidak terbiasa menjalaninya.

      Memiliki Motto "Talk Less Do More" atau dalam bahasa Indonesia "Sedikit Bicara Banyak Bekerja", menjadikan KBS yang memiliki julukan RBK(Remaja Bakti Kyai) pantas menyandang gelar ini. Beranggotakan sembilan orang yakni lima orang santriwan dan empat santriwati, KBS bertanggung jawab penuh atas kebersihan lingkungan pondok pesantren Assalafie-Assalafiat yang santrinya berjumlah 1000 orang.
Melawan  Malu dan Bau
           KBS sejatinya tidak berjuang sendiri, mereka juga dibantu para petugas kebersihan asrama yang khusus membersihkan area dalam asrama. Tugas utama KBS adalah menjaga dan membersihkan area luar asrama dan pondok dari sampah dan kotoran. KBS juga didaulat menjadi tonggak utama tim gerak cepat Roan(Gotong royong), jika memang Roan tersebut sangat dibutuhkan. Selain itu KBS juga bertanggung jawab atas kebersihan kamar mandi, WC dan juga kolam wudhu baik santri maupun Ustadz.

           Jasa KBS memang sangat besar bagi kelangsungan kesehatan santri Assalafie. Bisa anda bayangkan, andai saja KBS libur satu hari? Ratusan Kubik sampah akan berserakan dipondok, pertumbuhan bakteri, kuman hingga virus berkembang sangat cepat menyebabkan ribuan santri Assalafie tumbang terkena penyakit. Pantas saja jika KH. Azka Hamam Syaerozie pernah berkata bahwa KBS merupakan tulang punggung kebersihan dan kesehatan santri Assalafie, tanpa KBS pondok Assalafie akan menjadi lautan sampah, Senada dengan KH. Azka Hamam, KH. Yasyief Maemun Syaerozie pun berpendapat bahwa pekerjaan seperti KBS memang harus didasari hati yang bersih dan niat yang tulus, karena tanpa KBS Assalafie terkesan kurang mengamalkan perintah Rasulullah.
Kebersamaan Anggota KBS kini(Sumber: Zainal Abidin)

                  Dibutuhkan fisik yang kuat dan juga hati yang tegar untuk menjadi anggota KBS. Kenapa fisik lebih diutamakan? Karena jam kerja KBS yang terkesan full time dengan area pondok Assalafie yang luas menjadikan setiap anggota harus memiliki tenaga yang prima dan siap tempur kapan saja. Setiap anggota KBS juga harus memiliki hati sekeras baja, melawan rasa malu dan bau. Setiap hari KBS bolak-balik membawa gerobak sampah yang sangat kotor, jorok dan kumuh, hal tersebut dianggap sebagian besar santri sebagai sesuatu yang menjijikan karena sampah adalah sumber penyakit dan bau. Sistem rekrutmen KBS sendiri masih dengan cara sukarela, bagi yang mau mendaftar silahkan saja, cuma membutuhkan dua syarat diatas yakni kuat fisik dan hati.

                Suka duka dalam KBS sangat terasa ketika mereka mulai bekerja, lihat saja kekompakan yang selalu terjaga, solidaritas tanpa batas dan loyalitas tanpa pamrih merupakan modal utama mereka berkhidmah dipondok. Selain itu rahasia utama mereka bekerja adalah rasa keikhlasan yang tertanam serta selalu mengharapkan ridho dari Allah dan juga Kyai demi mendapatkan ilmu bermanfaat. Kehidupan selalu menawarkan dua pilihan, baik-buruk, sehat-sakit. Begitu juga dengan lika-liku kehidupan KBS, KBS dalam kesehariannya memiliki banyak kendala. Kendala yang paling sering adalah kurangnya kesadaran santri tentang pendidikan lingkungan hidup seperti membuang sampah sembarangan, kurang disipilin dalam hal kebersihan dan kerapihan kamar, asrama dan juga WC, hal inilah secara tidak langsung membebani jam kerja KBS. Kendala lain adalah kekurangan anggaran, KBS yang bertanggung jawab besar atas kebersihan dan kerapihan kamar mandi, WC dan juga kolam air wudhu tentunya membutuhkan biaya operasional yang tidak sedikit, KBS pasti membutuhkan alat dan faktor pendukung kebersihan dan akomodai semisal alat-alat kebersihan, sabun, makanan dan minuman. KBS juga manusia biasa yang bisa mengalami rasa lelah, sakit dan marah. Salah satu fungsi KBS adalah didaulat menjadi ujung tombak dalam Roan/gotong royong pondok, tugas hariannya saja yang hampir full time belum lagi ditambah harus siap Roan kapan saja membuat KBS seperti sapi perah yang diambil manfaatnya saja tanpa mengindahkan kesejahteraan dan kesehatan mereka, tenaga anggota KBS terlalu diforsir sehingga tidak jarang banyak anggotanya yang jatuh sakit.
           Ditengah berbagai macam kekurangannya itu, KBS tetap menjalani hari-harinya dengan senyuman, rasa keikhlasannya lah yang membuat mereka ceria sepanjang hari. Santri memang diajarkan untuk mampu bersikap ikhlas, walaupun mereka belum tahu ikhlas itu seperti apa dan ikhlas itu harus bagaimana, keikhlasan KBS tentu disokong kuat oleh keikhlasan parapengasuh yang selalu mendukung serta memperhatikan mereka.

           Keikhlasan sangat mudah ditemukan dipesantren, anda mampu melihatnya secara nyata. Anda mungkin kurang percaya bahwa setiap guru dipesantren Salaf tidak pernah digaji dan tidak mau dirinya digaji, anda pasti menemukan bagaimana ikhlasnya seorang Kyai yang rela menghabiskan seluruh waktunya hanya untuk mengajar santri belajar agama, tanpa mengharapkan dirinya digaji. Anda mungkin kaget dengan perjuangan santri dapur yang tiap harinya hanya masak tanpa mengaji, padahal tujuan utama santri adalah mengaji pada kyai, mereka hanya sibuk memasak keperluan dapur Kyai dan santri dengan rela mengorbankan seluruh waktu ngaji mereka. Anda mungkin merasa riskan melihat santri yang produktif menikah tetapi masih mau saja mesantren, mereka rela menunda masa produktifnya demi memperjuangkan santri untuk tetap mesantren, sembari mencontohkan bahwa menuntut ilmu itu tidak memandang usia dan waktu. Semua ini hanya ada dalam pesantren, sebuah lembaga pendidikan pertama diIndonesia yang keberadaanya selalu saja dianggap sebelah mata. 

         KBS hanya contoh kecil bagaimana kehidupan kita harus didasari rasa ikhlas. Ikhlas mengajarkan kita bagaimana arti kehidupan ini tanpa mengaharapakan apa-apa kecuali balasan dari Tuhan, hanya dengan ikhlas manusia hidup dengan tenang dan nyaman, hanya dengan ikhlas manusia dapat menolong sesama tanpa memandang ia siapa dan agamanya apa, hanya dengan ikhlas manusia mampu menanamkan sejatinya cinta. Hanya dengan ikhlas pula, ibadah manusia tidak mengharapkan ia akan masuk surga.
Reaksi:

Post a Comment

0 Comments