Sebelas bulan pandemi telah melanda Indonesia, Covid-19 telah merusak segala hal yang ada, bukan hanya aspek kesehatan saja, efek wabah ini justru berakibat pada permasalahan multi dimensi yang rumit. Contoh yang sedang dihadapi kita adalah gelombang PHK dan gulung tikarnya beragam macam perusahaan dan wirausaha yang ada.
Pemerintah mencatat bahwasanya jumlah pengangguran saat ini telah menyentuh angka 10 juta jiwa, dan angka-angka ini semakin membengkak tinggi berbarengan dengan angka positivitas penderita Covid baru lebih dari 10 ribu perhari.
Dalam perjalananya, pemerintah telah melakukan banyak ikhtiar untuk bisa mengendalikan wabah ini. Banyak formulasi dan strategi yang telah dilaksanakan, mulai dari PSBB, PPKM hingga bantuan sosial yang telah dicanangkan, namun belum mendapatkan hasil yang memuaskan banyak pihak.
Tiga belas bulan sudah wabah telah memporak porandakan dunia, dibelahan benua manapun Covid sudah hadir, tidak ada yang tidak tersentuh. Jutaan nyawa menghilang, milyaran orang tersiksa. Termasuk penulis sendiri. Saya adalah orang yang terkena gelombang PHK akibat pandemi Corona.
Beberapa bulan ke belakang, sulitnya mencari uang dan pekerjaan sangat terasa. Suhu itu penulis rasakan sendiri dalam lingkungan nyata maupun dunia maya. Dalam dunia nyata, saya tidak sendirian banyak teman-teman, keluarga dan saudara yang mengalami kesulitan bekerja dan mencari pekerjaan. Salah satu diantaranya adalah kerabat penulis sendiri terpaksa harus menutup rumah makan yang baru saja ia rintis beberapa bulan akhirnya harus gulung tikar akibat PSBB berbulan-bulan di Jawa Barat.
Didalam dunia maya, suhu itu juga sangat dirasakan. Akhir-akhir ini banyak teman-teman saya dimedsos berubah menjadi akun jualan online, bukan hanya di Fb, Ig bahkan Whatsapp pun sudah banyak. Dan penulis menyimpulkan sendiri bahwa ekonomi kita sedang tidak sehat dan sudah mengalami krisis.
Bayangkan saja, dimedia sosial saya banyak orang yang berjualan dan sedikit sekali teman-teman saya yang tidak menjadi pedagang dadakan, antara penjual dan pembeli tidak berimbang. Gambaran dalam dunia maya sama peliknya dalam dunia nyata, ditengah gelombang PHK yang tidak ada habisnya, tabungan juga sama menipisnya kerjaan sama juga sulitnya kita bisa menilai bahwa keadaan kita tidak baik-baik saja.
Tidak ada solusi yang tepat untuk terus berdiam diri menikmati keadaan seperti ini, Covid akan terus mewabah dan sepertinya tahun 2021 bukanlah akhir dari pandemi ini. Meski vaskin telah ada dan sudah mulai vaksinasi, pemulihan pasca pandemi sangat berat bagi pemerintah. Seyogyanya kita harus terus mendukung setiap program yang ada selagi itu tidak bertentangan dengan hukum dan Undang-undang Negara.
Solusi selanjutnya adalah teruslah berharap kepada Allah SWT, sebagai satu-satunya jalan ketika kita tidak menemukannya. Berkhiar dan terus berdoa, mesikpun tidak semua ikhtiar yang kita lakukan berhasil namun penilaian bagi Allah adalah upaya kita bukan hasil kita.
Bagi penulis, korona telah memberikan pelajaran-pelajaran penting tentang apapun yang belum penulis hadapi seumur hidup. Kekuatan iman, kesungguhan untuk terus berikhtiar dan berdoa, kepedihan-kepedihan yang melanda menjadikan pelajaran hidup yang tidak mungkin dilupakan dalam kehidupan penulis.(Penulis: Ikfini Vidi)
0 Comments