Jangan Salahkan Takdir, Kita Saja Yang Malas

 

Manakala kita mengalami suatu peristiwa baik atau buruk, kita selalu mengait-ngaitkannya dengan nasib atau takdir. Kedua kata ini hampir sama namun berbeda secara makna dan tujuan, takdir adalah ukuran ketetapan dari Allah SWT yang diberikan kepada mahluknya, tujuannya adalah menegaskan kekuasaan Tuhan secara mutlak. Sedangkan nasib merupakan sesuatu ketetapan Allah SWT yang sudah ditentukan kepada mahluknya bertujuan agar segala ketetapan sudah digariskan, manusia berkewajiban untuk berusaha atau berikhtiar.



Nasib dipahami hasil dari sebuah ketetapan (takdir), nasib juga harus dijalani dengan langkah ikhtiar penuh. Kesalahpahaman memahami konteks takdir dan nasib ini membawa kita pada rasa pesimisme, maka tidaklah baik mengaitkan suatu keburukan yang bisa kita cegah dan diusahakan sebagai sebuah takdir Allah SWT.

Semisal, kita mengetahui bahwasanya rezeki sudah ditetapkan oleh Allah kepada semua mahluknya maka setiap mahluk berkewajiban untuk berusaha. Usaha atau ikhtiar inilah disebut sebagai “merubah nasib” yang akhirnya segala macam kebutuhan dan keinginan kita terpenuhi. Kemiskinan dan kekurangan hadir karena kita meyakini ketetapan rezeki datang tanpa usaha dan bekerja.

Begitu juga dengan jodoh, ketetapan jodoh ada pada Allah, tapi manusia wajib menjemputnya dengan ikhtiar. Ketetapan adalah takdir sedangkan usaha untuk mendapatkan hasilnya adalah nasib, dan itu harus diusahakan.

Dilain sisi juga kita menginginkan hidup lebih lama maka kita diharuskan menjaga pola hidup sehat agar nanti tubuh kita tidak rentan sakit, dengan menjalani pola hidup sehat ini merupakan jalan ikhtiar untuk  memperoleh umur lebih lama di dunia, sedangkan datanganya kematian merupakan ketetapan Allah pada setiap mahluk_Nya.

Kesimpulanya adalah nasib adalah hukum sebab-akibat, jika kita terus berusaha maka nasib kita berubah. Dan takdir adalah misteri dari hasil tersebut, jika dalam praktiknya kita melakukan beribu-ribu usaha dan belum kunjung berhasil yakini bahwasanya hasil tidak akan mengkhianati proses. Dan jika sudah waktunya takdir datang maka yakini lagi bahwasanya baik buruknya datang dari Allah SWT. (Penulis: Ikfini Vidi)

Reaksi:

Post a Comment

0 Comments