Perkembangan arus teknologi dan
informasi memaksa kita sebagai umat manusia untuk terus menyesuaikan diri
dengan zaman. Di era internet dan media sosial seperti sekarang, masyarakat
diberikan kemudahan dalam mengakses beragam jenis informasi yang bertebaran di
dunia maya, tentu kebiasaan baru tersebut memberikan dampak positif ataupun
negatif bagi mereka.
Oleh sebab itu peranan seorang dai juga harus hadir
ditengah-tengah masyarakat medsos, peranan mereka sangat dibutuhkan sebagai
filter sekaligus konten rujukan utama produk dakwah dalam dunia maya. Dunia
internet yang sekarang kita kenal sekarang merupakan imbas dari evolusi
industri yang lahir pada tahun 1760 hingga 1850 diawali dengan ditemukanya
mesin uap.
![]() |
Logo BIM |
Teknologi internet yang ditemukan pada tahun 1969 menjadi permulaan era masyarakat informasi. Fenomena interaksi sosial online saat ini merupakan salah satu karakteristik dari masyarakat informasi. Perubahan yang dulunya hanya mengenal inteaksi sosial secara nyata atau face to face tetapi saat ini seseorang bisa berinteraksi dengan orang lain melalui internet. Gemuruh media sosial serta pernak-pernik di dalamnya telah banyak memberikan kemudahaan dalam melaksanakan syiar dakwah Islam, jika dulu pendakwah masih menggunakan model cara berdakwah konvensional dari mimbar ke mimbar, panggung ke panggung hingga dari tempat ke tempat lain. Maka dalam model dakwah kekinian memanfaatkan internet dan media sosial adalah kunci mensukseskan syiar-syiar Islam.
Dan diantara kunci tersebut adalah
memanfaatkan situs perambah Youtube sebagai media dakwah. Youtube merupakan
situs populer
berbagi video yang terkenal di dunia, didalamnya terdapat jutaan video yang
bisa diakses kapanpun dimanapun. Youtube
merupakan medsos dengan pengguna terbesar se-Indonesia dengan jumlah pengguna
aktif sekitar 170 juta pengguna atau 93,8 % dari jumlah populasi 181,9 juta
pengguna internet di Indonesia saat ini.
Melihat jumlah pengguna Youtube yang besar tersebut dimanfaatkan oleh sekelompok santri Assalafie Babakan Ciwaringin Cirebon yang tergabung dalam komunitas Bakreas Indie Movie (BIM). BIM merupakan satu dari 14 cabang ekstrakulikuler dalam badan otonom pesantren Assalafie desa Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon bernama BAKREAS (badan kreativitas santri Assalafie) yang khusus membuat konten untuk media sosial berupa film dan video. Selain itu BIM dikenal juga sebagai komunitas yang getol membuat film-film santri, bahkan diruang lingkup pesantren Babakan BIM merupakan satu-satunya komunitas santri yang terus membuat film secara konsisten setiap tahunnya.
Sejarah
Singkat Bakreas dan BIM
Badan Kreativitas Santri Assalafie (BAKREAS) adalah salah satu badan otonom yang
berada di Pondok Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin Cirebon yaitu
sebagai wadah bagi para santri yang ingin mendalami bakatnya di bidang seni. Nama
Bakreas sendiri belum dikenal banyak orang, karena ketika awal berdirinya
Bakreas masih bernama BKSA (Badan Kreativitas Santri Assalafie) yang lahir pada
tahun 2013.
![]() |
logo Bakreas |
BKSA merupakan gagasan dari pengasuh pondok
pesantren Assalafie Dr. KH. Arwani Syaerozie, Lc. MA dengan menunjuk Ust. Ahmad
Nawawi sebagai ketua pertama BKSA. Berdirinya BKSA sudah ada beberapa bidang
seni yang berjalan diantaranya adalah seni Qiroatul Qur’an, Kaligrafi, PSAS
(Sepak bola), Studi bahasa asing (KOBASA) dan seni Hadroh (Basmatussalaf).
Pada tahun kedua setelah lahir
BKSA, tepatnya pada tahun 2015 BKSA diganti nama menjadi
BAKREAS. Dibawah tangan
kepemimpinan Tahmid Pratamadi lahir beberapa cabang kesenian baru berupa Lakon
Teater Santri Assalafie atau dikenal sebagai LANTAS. Lalu ditahun-tahun
berikutnya cabang kesenian Bakreas semakin bertambah dengan dikawal oleh
Zubairi Aziz (teater), Muniruddin (kaligrafer), Ikfini (editor dan sastrawan) serta Ahmad Faisal
(sineas) terjadi perubahan besar-besaran.
Di era tahun 2016-2018 Bakreas yang dipimpin oleh Ahmad
Faisal menjadi ekstrakulikuler yang aktif setiap hari Jumat dan melahirkan
beberapa cabang kesenian baru yakni: Majlis Bimbingan Dakwah Santri
Assalafie (MBDA) oleh Aa Ali Akbar, Kelas Sastra Santri Assalafie (KELASA) oleh
Ikfini, Komunitas Oret Pensil Assalafie (KOPASS) oleh Abdul Khafied, Syifa
Mahabbah, Persatuan Bola Volly Santri Assalafie (PBVA) oleh Hadi Ismanto, seni
bela diri (Sor Pring)
oleh Zainul Abror dan Doni Septian dan terakhir adalah Bakreas Indie Movie
(BIM) oleh Ahmad Faisal yang bekerja sama dengan Nusa tv.
Di tahun 2018, estafet kepemimpinan Bakreas beralih
kepada Abdul Khafied yang merangkap sebagai tutor KOPASS, dalam tampuk
kepemimpinannya Bakreas mulai melebarkan sayapnya di luar dunia pesantren.
Banyak karya-karya Bakreas dikenal, diantaranya adalah film Surat Dari
Dajjal yang sudah dibedah dua kali dalam acara berbeda. Selain itu
lewat lukisan karya Bakreas juga andil dalam beberapa galeri kesenian skala
lokal Cirebon.
Beranjak ke tahun 2019, Azmi Habib menjabat sebagai ketua
Bakreas menggantikan Abdul Khafied. Di era Azmi Habib, Bakreas memiliki 14
cabang ekstrakuliker yakni berupa: Cabang Sepak Bola, Bola Voli, Kesenian
Hadroh Putra-Putri, Skect Book, Seni Menulis Kaligrafi, Bela Diri, Senam,
Bahasa Asing, Perfilman, Teater, Sastra dan Jurnalis, Ceramah dan Qiro’ah. Hal
yang membedakan dalam kepemimpinan Azmi adalah penekanan tentang kemandirian
ekonomi Bakreas, dalam hal ini dunia perfilman mulai begeser genre serta mulai
memisahkan diri dari induk Nusa tv. Tidak berapa lama jabatan Azmi berakhir,
estafet Bakreas pun berganti kepada Fajri Nugraha.
Fajri Nugaraha menjabat sebagai ketua Bakreas periode
2020-2021, ditahun jabatannya itu Fajri Nugraha membawa Bakreas fokus dalam
pembuatan konten video pembelajaran serta dialog interaktif, selain memang
tetap membuat film-film pendek.
Ditahun 2021-2022 Bakreas yang kini sedang diketuai oleh
Nanang Agus, ada banyak harapan-harapan dan program besar sedang digagas,
sesuai visi dan misi pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin Cirebon.
Sekilas
Pandang dan Periodisasi Berkembangnya Bakreas Indie Movie (BIM)
Lahirnya BIM tidak lepas dari banyaknya cabang kesenian
ekstrakulikuler dari dalam tubuh Bakreas, benih BIM lahir ketika era
kepemimpinan Ahmad Faisal. Awal mulanya BIM hanya berisikan
lima orang anggota yakni Ahmad Faisal, Zubairi Aziz, Ade Aminudin, Zaenal
Abidin dan Ikfini. Dalam era ini film-film Bakreas muncul pertama kali
dilayar kaca publik. Beberapa karya film Bakreas adalah sebagai berikut: Santri
Bawang (2016), Alif 1(2017), Tropi Untuk Ibu (2017), Janji Jari Manis (2017)
dan Alif 2 (2018). Dalam periode pertama ini, BIM membuat film dengan
genre yang berbeda-beda, mulai dari religi, pendidikan, aksi, dan histori.
![]() |
Cover Alif 1 |
Periode berikutnya ketika era
kepempinan Hafied dibentuklah satu divisi khusus Bakreas yang berfokus pada
dunia perfilman yang disebut sebagai Bakreas Indie Movie (BIM). Pada periode
ini film yang dibuat oleh BIM adalah: Surat Dari Dajjal (2018), Oyod
Mingmang (2019), Sekilas Pandang Tentang Metode Auzan (2019). Medio
kepemimpinan Hafied BIM sudah merambah kedalam pembuatan film profil, bukan
hanya menghasilkan film yang bersifat menghibur saja.
Tahun selanjutnya ketika Azmi Habib
menjadi ketua Bakreas, film-film BIM sudah berganti haluan dengan menonjolkan
sisi edukatifnya. Diantara film yang dihasilkan adalah: Rumus Bahagia
(2020), Senyum Kiai (2020). Kedua film ini merupakan film produksi
terakhir kerja sama dengan Nusa Televisi. Perlu diketahui bersama antara tahun
2016-2020 semua film dan video BIM masih bekerja sama langsung dengan Nusa
Televisi. Nusa Tv merupakan tv digital yang dimiliki oleh para pengasuh pondok
pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin Cirebon, dalam hal ini Bakreas Indie
Movie diposisikan sebagai production house, sedangkan Nusa Tv
diposisi sebagai tim yang menyediakan sarana dan prasarana syuting serta
publikasi menggunakan siaran tv streaming dan Youtube mereka.
![]() |
Cover Oyod Mingmang |
Ditahun 2020 hingga sekarang, saat Fajri Nugraha memimpin
Bakreas, BIM memulai kemandirian dalam segala hal, termasuk membuat konten film
dan video yang terpisah dengan Nusa Televisi. Adapun beberapa buah karya yang
di hasilkan adalah : film pendek Diantara Keduanya (2020), Ada Harapan
Dalam Kematian (2020), Kajian Online Ilmu Nahwu-Shorof Kitab Metode Auzan
(2020) dan Ngaji Sore (2021). Setelah berpisah dari
induk yang membesarkan BIM, Bakreas Indie Movie mulai merambah kedalam
pembuatan konten pembelajaran serta dialog interaktif dengan pengasuh pondok
pesantren Assalafie. Pada periode ini pula medium penyiaran konten produksi BIM
sudah tidak lagi melalui siaran tv streaming dan kanal Youtube
Nusa Tv namun sudah melalui akun Youtube Assalafie Babakan yang murni milik
pesantren.
Peranan Dakwah BIM dalam Syiar
Islam
BIM merupakan salah satu cabang dari badan otonom
pesantren Assalafie yang berfokus pada kegiatan pengembangan bakat santri atau
program ektrakulikuler pesantren yang memiliki 14 cabang berbeda yang dikelola
oleh Bakreas. Dari sini pula masing-masing unit tersebut memiliki peran dan
fungsi tugas yang berbeda, begitu juga dengan BIM.
Sesuai apa yang telah penulis jabarkan pada poin-poin
sebelumnya, bahwa fokus BIM adalah membuat konten film dan video yang mereka
unggah dalam kanal Youtube Nusa tv dan Assalafie Babakan. Selain berfokus pada
medsos BIM juga memiliki kegiatan lain dalam berdakwah, yang akan penulis bahas
pada poin selanjutnya.
Konsep dan Strategi Dakwah Bakreas
Indie Movie
Pondok pesantren Assalafie hingga kini menganut
satu prinsip dasar “Menjaga tradisi mengawal inovasi”. Pesantren Assalafie merupakan salah satu pesantren pondok yang ada diruang lingkup
desa Babakan Ciwaringin Cirebon yang masih beraliran salaf (tradsional) dan memegang
teguh setiap tradisi
pesantren didalamnya. Namun, disisi lain pondok pesantren
Assalafie juga selalu
terbuka terhadap perkembangan zaman dan menganut
aliran kholaf (modern).
Menilik prinsip tersebut maka tidak heran ketika semua
aktifitas dan kegiatan BIM selalu mendapatkan apresiasi dan dukungan dari
keluarga besar pondok pesantren Assalafie. BIM merupakan salah satu cerminan
dari sisi terbuka pesantren Assalafie yang menganut prinsip pesantren
salaf-modern. Melalui buah karya BIM, dakwah syiar Islam, khususnya pesantren
dapat dikenal secara luas di media sosial terutama Youtube. Tentu konsep “Menjaga
tradisi mengawal inovasi” inilah yang melatar belakangi peranan BIM
sebagai dai pesantren, tugas utama BIM adalah mengkampanyekan pesan-pesan
kebaikan, kebenaran, berbagi ilmu pesantren dan dunia ke Islaman, serta
mengajak berbuat ma’ruf dan mencegah kemungkaran, selain itu BIM juga memiliki
misi penting yakni memberikan inspirasi teladan yang baik dari santri untuk
negeri.
Selain pemaparan konsep yang menjadi pondasi dasar BIM
dalam berdakwah, penulis juga menemukan beberapa strategi dakwah yang BIM yang
sudah dilaksanakan, penulis rinci beberapa strategi dakwah BIM sebagai berikut:
1. Mengajak
Kedalam Jalan Kebaikan (Al Mauidzotul Hasanah)
Ciri
khas paling mencolok dalam setiap produksi film
BIM adalah alur ceritanya
selalu mencerminkan tentang ajakan
berbuat kebaikan dan taqwa.
Meski diakui awal mula film BIM bergenre aksi, namun pada akhirnya penonton
dapat melihat maksud dari film tersebut pada pertengahan dan akhir film.
Pesan-pesan dakwah dalam semua film garapan
BIM berlandaskan firman
Allah SWT:
وَابْتَغِ
فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ
الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ
فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
Artinya: “Dan carilah
(pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu,
tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat
kerusakan (Al Qasas: 77)
Selain apa yang telah disebutkan tadi, ada juga pesan tersirat dalam
setiap filmnya
yakni berpegang teguh pada dawuh pendiri pondok pesantren Assalafie KH.
Syaerozie yang mengajarkan pentingnya ifadah dan istifadah. Dengan harapan
besar terselip hidayah dari Allah didalamnya.
2. Memberikan
Keteladanan dan Kebijaksanaan (Al Hikmah)
Menurut Ahmad Faisal Kiai Anwar adalah contoh tokoh
yang film Alif yang memiliki ketauladan yang wajib dicontoh, berkali-kali tokoh Kiai Anwar disakiti tapi beliau
tidak menyakiti balik pada musuhnya, karena sikapnya itulah membuat orang-orang
yang memusuhi Kiai Anwar mendapatkan pintu hidayah dari Allah SWT. Perlu
diketahui bahwa Kiai Anwar adalah salah tokoh
sentral dalam film sekuel Alif 1 dan 2 yang dibuat BIM
pada tahun 2017 dan 2018. Keteladan tokoh
Kiai Anwar ini pernah Nabi Muhammad SAW contohkan pada umatnya, semua
tokoh kafir Quraisy yang memusuhi dan menyakiti Rasulullah beliau maafkan
ketika pasca penaklukan kota Mekah.
Allah SWT mengkaruniai nabi Muhammad dengan akhlak yang
mulia untuk dijadikan contoh bagi umatnya, sesuai firman Allah SWT dalam surat Al Ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ
اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ
وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: “Sungguh, telah
ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak
mengingat Allah”
3. Mensyiarkan
Ilmu Agama Islam
Karya-karya
BIM tidak terbatas hanya membuat film, namun juga membuat beragam video bertemakan
edukasi dan pengetahuan. Diantara produksi yang terbaru adalah acara Ngaji
Sore, acara ini merupakan dialog interaktif yang membahas tema dan isu-isu lagi
hangat seputar pesantren, keagamaan, organisasi serta pengetahuan tentang
Islam. Acara tersebut di narasumberi oleh para pengasuh pondok pesantren
Assalafie dengan target sasaran para alumni pesantren dan masyarakat Indonesia
luas.
Selain
membuat video Ngaji Sore, BIM juga telah membuat video pembelajaran kitab
Metode Auzan Shorof-Nahwu karya KH. Yasyif Maemun Syaerozie, pengasuh pondok
pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin Cirebon yang di bawa oleh Ust. Sohibul
Imam salah satu tenaga pengajar Metode Auzan.
![]() |
Cover Kajian Online Metode Auzan |
Kedua
karya video tersebut merupakan salah satu manifestasi dari visi dan misi
pesantren yang di syairkan oleh pendiri pondok pesantren Assalafie almarhum al
maghfurllah KH. Syaerozie Abdurrohim:
“Syi’ar kami masih berkisar pada syi’ar para santri, di mana tujuannya
murni karena ketakwaan dan keilmuan”
4. Memanfaaatkan
Youtube Sebagai Washilah Dakwah
Penggunaan media ini tidak luput dari mata BIM, karena memang
disinilah rumah mereka. BIM merintis film pertama kali melalui
media kanal
Youtube Nusa televisi dengan judul film Santri Bawang yang diunggah pada
23 Desember 2016 hingga film terakhir Senyum Kiai yang diunggah pada kanal tersebut pada 30 Maret 2020. Setelah itu BIM mensyiarkan
karya mereka dalam kanal Youtube Assalafie
Babakan.
Screenshot Karya BIM di Youtube |
Menurut Ahmad Faisal, awal mula BIM merintis karyanya di kanal Nusa
tv dan Assalafie Babakan masih sangat minim. Jumlahnya pun masih puluhan,
setelah sekian waktu berjalan subscriber
pun meningkat pesat hingga ribuan orang. Dengan bertambahnya jumlah subscriber ini medium
penyebaran dakwah semakin meluas, karena dalam media sosial Youtube semakin
banyak yang mensubscrib kanal tersebut bukti bahwa channel yang
dikelola diminati banyak penonton.
Dengan memanfaatkan media sosial Youtube diharapkan pesan-pesan
dakwah yang disampaikan mampu meresap kepada mad’u baik
dari kalangan remaja
hingga orang dewasa.
5. Syiar
BIM Tidak Hanya Melalui Media Sosial
Dalam catatan sejarah Bakreas Indie Movie, ada beberapa cara agar
syiar Islam yang dimainkan oleh BIM tidak melulu melalui
Youtube. Diantara banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh BIM adalah seminar dunia perfilman yang pernah
diadakan di pondok pesantren Al Banat Babakan Ciwaringin Cirebon, bedah film Surat
Dari Dajjal dengan sineas Cirebon yang dilaksanakan di aula Nusa tv, nobar
film Surat Dari Dajjal di ruang redaksi NU Online PBNU hingga seminar
bedah film di International Art Festival Jaga Kali yang digelar di desa Kalipacit
kecamatan Kalijaga
Kota Cirebon pada tahun 2018.
![]() |
Nonton Bareng Film BIM di NU Online |
Selain beberapa kegiatan diatas, BIM juga rutin
mengadakan nobar
film karya mereka di pondok pesatren putra-putri
Assalafie. Kegiatan nobar tersebut biasa dilaksanakan
ketika masa ta’aruf santri baru, peringatan hari besar Islam, hingga even penutupan
akhir tahun ajaran pesantren Assalafie.
Kegiatan
Rutinan Bakreas Indie Movie
Dalam melaksanakan kegiatan dakwah yang berkesinambungan, BIM
kerap kali mengadakan kegiatan-kegiatan rutin sebagai sebuah nafas dalam
organisasi. Adapun kegiatan biasa yang secara periodik dilakukan berupa
kegiatan mingguan, bulanan serta tahunan.
Pertama, kegiatan mingguan. Kegiatan ini dilakukan setiap hari
Jumat pukul 14:00 WIB, meliputi kegiatan pelatihan keterampilan multimedia (kameramen,
fotografi, dan editing) berlatih peran serta mengasah bakat menulis skenario
film. Kegiatan ini diisi oleh anggota BIM yang masuk dalam cabang
ekstrakulikuler Bakreas baik santri putra ataupun putri Assalafie. Selain
kegiatan itu, setiap minggu BIM juga rutin melaksanakan produksi film atau
video lalu mengupload karya mereka di kanal Youtube Assalafie Babakan.
Kedua, kegiatan bulanan. Setiap bulan atau tiga bulan sekali BIM
juga mengadakan rapat evaluasi kinerja masing-masing penanggung jawab divisi,
dalam hal ini untuk mencari solusi serta titik lemah dalam setiap karya yang
telah dibuat dan di publikasikan. Selain itu kegiatan diskusi juga kerap
dilakukan dengan beberapa tokoh atau komunitas yang menggeluti dunia perfilman
di Cirebon.
Dan kegiatan yang
terakhir, kegiatan tahunan. Kegiatan tahunan BIM
meliputi produksi film minimal 2 kali film dalam setahun.
Selain itu terjadi juga rotasi kepengurusan anggota BIM, rapat evaluasi tahunan dan juga liburan pada akhir tahun.
Kendala-kendala
dan Solusi Untuk BIM Dalam Berdakwah
Tidak ada yang jalan yang mulus dalam berdakwah, begitu juga jalan yang dilalui oleh BIM. Dalam hal itu penulis menemukan beberapa kendala-kendalanya yakni:
1.
Kendala internal
Diantara
yang paling sering terjadi adalah kekompakan anggota tim, diakui ini yang
paling sulit karena baik
masing-masing setiap kru ataupun aktor
memiliki kesibukan masing-masing dipesantren. Sehingga sering kali proyek yang
dikerjakan terlambat dan melenceng dari target yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagai contoh, beberapa produksi film
bisa dilakukan berbulan-bulan hingga tidak bisa dilanjutkan sama sekali, hal
itu memang sangat disayangkan.
Kendala berikutnya adalah sering kali ide-ide
tertuang yang sudah take a shooting menumpuk menjadi file project
yang tidak kunjung dikerjakan, hal ini menjadi kendala serius karena konten
unggahan di Youtube bisa terhenti sementara. Kendala ini mirip dengan kendala
pertama namun ini terfokus pada proses pasca produksi dan publikasi.
Dan yang terakhir adalah seputar ongkos biaya
produksi. Pengeluaran dalam setiap membuat konten memang tidak sedikit, menurut
keterangan Ahmad Faisal biaya produksi pembuatan film bisa mencapai nominal
angka diatas satu juta tergantung durasi, kerumitan film dan lain sebagainya.
Selain dalam proses pembuatan film, biaya dalam membuat suatu acara juga masih
dibebankan kepada kocek pribadi atau dari anggota BIM.
2.
Kendala eksternal
Setelah
Covid-19 merebak, ruang gerak BIM dibatasi. Oleh
karenanya BIM selaluu mengambil latar belakang syuting masih disekitar lingkungan pesantren Assalafie dan Babakan Ciwaringin.
Karenanya pula, kualitas film
BIM dinilai kurang berwarna
karena nuansa yang ditampilkan terkesan
monoton.
Karena
pandemi pula kerjasama BIM dengan komunitas-komunitas lain otomatis terhenti sementara. Diketahui BIM juga
memiliki jejaring dunia perfilman di Cirebon yang kini nasibnya sama terpukul
akibat pandemi Covid-19 yang belum selesai.
Selain
itu, kendala lain yang ditemukan adalah semua genre film BIM dibatasi hanya
untuk memproduksi film dengan tema pendidikan
khas pesantren dan harus meninggalkan
beberapa mode yang lalu dengan genre aksi, horor dan juga perang.
Setelah mengemukakan beberapa
kendala-kendala BIM dalam berdakwah, penulis juga sajikan beberapa solusi
bagi Bakreas Indie Movie
untuk bisa survive dalam menghadapi
beragam kendala tersebut dengan cara:
1.
Seluruh anggota BIM harus
berkomitmen penuh dalam
memanggul tugas dan tanggung jawab yang diemban. Dalam artian setiap tugas yang telah diberikan harus dilakukan dan
dilaksankan sebenar-benarnya tanpa membuang-buang waku dengan sia-sia.
2.
Beban biaya yang ditanggung sendiri harus segera dihentikan,
karena hal itu akan terus membebani anggota dan ketua. Mungkin solusi terbaiknya
adalah menggunakan skema kerjasama menggaet beberapa sponsor lokal baik dari pesantren atau luar
pesantren, dalam bahasa kekinian
adalah endorse.
3.
Dengan adanya pandemi manfaatkan
momentum untuk membuat mini studio, sebagai alternatif jalan tengah. Mini studio tersebut distel dengan
menggunakan teknologi green screen atau manual.
4.
Pembatasan konten dalam berkarya bukan berarti matinya sebuah
kreativitas, BIM harus menyesuaikan diri dengan kontur dan peraturan pesantren
yang ada.
Penutup
Bakreas Indie Movie sebagai salah satu wajah
dakwah pesantren Assalafie keberadaanya harus teruslah eksis beriringan dengan
berkembangnya pembangunan pondok pesantren. Dengan mensyiarkan agama Islam
dengan kemasan yang menarik maka agama Islam banyak dinikmati bukan hanya dari
kalangan umat Islam itu sendiri, khususnya kaum sarungan. Rasulullah SAW sang
pembawa rahmat bagi alam tentu tersenyum sumringah dengan ikhtiar yang BIM
lakukan sekarang. (Penulis: Ikfini Vidi)
1 Comments
This is Amazing Story.
ReplyDelete