Siapa sangka Alexander Graham Bell sang penemu
telepon merupakan seorang alumni homeschooling, Bell memiliki keterbatasan, ia tunarungu
sejak masih anak-anak. Karena keterbatasan itulah sang ibu memutuskan ia untuk
tidak mengikuti pendidikan umum layaknya
anak pada seusianya, namun siapa sangka berkat perjuangan orang tuanya itu,
Alexander malah mendalami ilmu tentang bunyi dan suara dan kemudian menemukan
telepon.
Anak adalah aset bangsa dan orang tua |
Senasib dengan Bell, Thomas
Alva Edison seorang ilmuan dengan ribuan
hak paten merupakan seorang alumni homeschooling juga. Sang penemu lampu ini di
keluarkan oleh pihak sekolah karena dianggap memiliki sikap tidak wajar dan
dianggap autis oleh teman-temannya, sehingga sang ibu yang peduli dengan
kondisi anaknya itu kemudian memutuskan untuk menjadi guru menuntun anaknya
menjadi orang sukses dimasa depan.
Alexander Graham Bell |
Homeschooling merupakan sebuah metode jalur
pendidikan orang tua dengan menyekolahkan anaknya di rumah. Dengan cara ini
orang tua dapat menjadi guru bagi anak-anaknya atau sang orang tua mencarikan
guru dari luar untuk menjadi pengajar bagi anaknya.
Sekolah Rumah, merupakan salah satu
pendidikan alternatif dan legal secara undang-undang. Homeschooling sering
dijadikan rujukan orang tua karena pertimbangan tertentu semisal sang anak
memiliki keterbatasan fisik seperti Alexander Graham Bell dan Thomas Alva
Edison.
Namun apakah homeschooling
dianjurkan bagi anak yang memiliki keterbatasan fisik saja? Senyatanya
homeschooling tidak ditunjukan pada anak yang memiliki kebutuhan khusus, banyak
orang tua memutuskan untuk homeschooling adalah untuk dapat mengontrol anaknya
secara penuh dalam dunia pendidikan. Diantara manfaat homeschooling adalah
efisiensi mata pelajaran, jika dalam sekolah umum anak-anak akan diberi beragam
macam pelajaran dalam sistem homeschooling orang tua ataupun guru akan
memfokuskan beberapa pelajaran saja yang memang itu akan menjadi bakat dan
keterampilan sang anak dimasa depan.
Thomas Alva Edison Sang Penemu Lampu |
Seperti koin yang memiliki dua sisi,
dalam sistem pendidikan homeschooling juga memiliki celah kekurangan,
diantaranya adalah dunia interaksi sang anak terbatas pada guru, orang tua dan
murid saja. Anak homeschooling tidak banyak bisa berkawan bebas layaknya
anak-anak sekolah pada umumnya yang memang memiliki teman yang banyak. Adapun
jika dihadapkan hal seperti ini, baik orang tua ataupun guru harus memiliki
cara tepat yakni dengan memberi ruang anak bertemu antar kelompok homeschooling
lain, dengan cara ini anak-anak tidak akan merasa bosan dan bisa belajar
bersosialiasi.
Para orang tuapun harus bijak dalam
memilih pendidikan untuk sang anak, baik itu pendidikan formal (sekolah)
non-formal (pesantren) dan informal (keluarga) merupakan satu hal yang saling
melengkapi, jika homeschooling menjadi jalan pintas untuk menghindari anak dari
korban perundungan dari kawan-kawanya atau menjadikan homeschooling sebagai
ketidapercayaan terhadap lembaga pendidikan formal dicap sebagai unsur
kebobrokan regenarasi bangsa, sebaiknya orang tua harus memikirkan ulang semua alasan
itu. Jangan jadikan homeschooling sebagai solusi menghindari hal tersebut
dengan mengorbankan keinginan sang anak. Apapun keputusannya, pendidikan kepada
sang buah hati merupakan jalan untuk dia bisa bebas merdeka dalam menentukan
masa depanya sendiri. (Penulis: Ikfini)
0 Comments