Oleh: Finzie
Temaram lampu neon kini kian meredup, sang
suryapun menyapa pagi. Diruang sebelah terdengar ledakan tangisan memecah
sunyi, satu orang meninggal lagi. Hufft... Dalam diri saya ini kian
membatin “Ya Allah inikah takdir yang Kau janjikan itu?”
Ruang paviluim
terbagi dalam beberapa blok, terlihat petugas berpakaian putih-putih hilir
mudik membawa orang-orang sakit. Bilik-bilik tertejajal rentetan kasur berbaris
rapi, ku lihat berbagai macam pendiritaan mulai dari jeritan, tangisan,
rintihan hingga kematian. Hari berganti dengan runtutan kejadian yang sama
membuat saya terbiasa tinggal didalamnya.
“Aroma kematian
hanya ada dua, dimedan perang atau Rumah Sakit” ucapku dalam
hati, Rumah Sakit mengajarkan saya bagaimana
mensyukuri nikmat Allah yang sering kali kita lalaikan. Terbersit dalam
fikiran saya sebuah hadist masyhur “Manfaatkan lima perkara sebelum lima
perkara, waktu mudamu sebelum tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu
sakitmu, masa kayamu sebelum masa kefakiranmu, masa lapangmu sebelum masa
sempitmu dan hidupmu sebelum matimu”.
Setiap ucapan
Rasulullah pasti mengandung arti, begitu juga Hadist diatas. Rasulullah SAW
memberi satu perhatian pada kita dengan berkata “Manfaatkan lima perkara...”
Kemudian Nabi melanjutkan ucapannya “...Sebelum lima perkara” Sebuah
kontradiksi beliau lontarkan, Nabi Muhammad pun membeberkan “Waktu mudamu
sebelum tuamu......” Apa maksud dari hadist ini?
- Waktu Muda Sebelum Masa Tua
Di usia muda
Allah masih memberikan nikmat berupa kekuatan fisik maupun psikis yang lebih.
Namun dengan berjalannya usia, tubuh kita semakin merapuh, ingatan kita mulai
meluluh. Maka dari itu Nabi Muhammad SAW memperingatkatkan kita untuk
memanfaatkan masa muda dengan mengisi hal-hal yang positif, semisal ikut
organisasi keagamaan, mejauhi Narkoba dan minum-minuman keras, menuntut ilmu
agama dan juga taat beribadah hingga masa tua. Ingatlah pepatah orang-orang tua
kita dulu “Belajar dimasa muda bagaikan memahat diatas batu, sedangkan
belajar dimasa tua bagai melukis diatas air”
2. Sehat Sebelum Sakit
2. Sehat Sebelum Sakit
Ketika memasuki
Rumah Sakit hati saya ‘terbangun’ seketika lidah ini berucap “Ya Allah, aku
bersyukur hingga detik ini masih diberikan kesehatan”. Tinggal beberapa
hari dirumah sakit membuat keimanaan saya bertambah, ternyata sehat itu sebuah
anugerah! Sekali lagi hati ini bergumam “Ya Allah Hamba-Mu ini masih lalai”
Kerap tiap hari saya melihat banyak pasien yang menjadi mayat. Sekali lagi,
memang benar apa yang dikatakan Allah dan Rasul-Nya.
(Baca Juga: Kisah Dari Ayah)
3. Kaya Sebelum Jatuh Miskin
(Baca Juga: Kisah Dari Ayah)
3. Kaya Sebelum Jatuh Miskin
Kekayaan dan
kemiskinan keduanya merupakan cobaan bagi orang-orang yang beriman. Masih dalam
RS saya melihat betapa peliknya orang-orang miskin berobat seolah-olah mereka
tidak dihargai. Dalam curhatanya, mereka sering kali mengeluhkan jaminan
kesehatan pemerintah yang tidak bisa dicairkan, berbeda dengan orang kaya,
mereka diperlakukan lebih spesial dalam ruang yang lebih layak. Tapi kedua
kontradiksi itu memiliki kesamaan, yakni mereka sama-saama tidak sehat. Kembali
ke pembahasan, Nabi Muhammad memberikan ‘Warning’nya ini kepada orang yang kaya
supaya ia rajin bersedekah dan membantu sesama manusia. Sering kali kita
melihat kehidupan orang-orang kaya yang tiba-tiba saja jatuh miskin akibat
musibah yang menimpa dirinya, namun cobaan itu bisa ditangkal dengan rajin dan
Ikhlas bersedekah. Lagi dan lagi Nabi kita Muhammad selalu menyadarkan kita
dengan mutiara kalamnya.
4. Waktu Kosong Sebelum Waktu Sibuk
4. Waktu Kosong Sebelum Waktu Sibuk
Memanfaatkan
waktu senggang untuk beribadah dan belajar merupakan kewajiban kita sebagai Hamba
yang bertaqwa. Masih didaalam ruang yang sama, banyak pasien yang merasa
tersadarkan dengan kondisinya hari ini. Rata-rata dari mereka menyadari arti
penting dari sebuah kehidupan. “Saya menyadari betul kondisi saya saat ini,
terkadang saya menyesal kenapa diwaktu muda saya mengambur-hamburkan waktu
untuk suatu pekerjaan yang tidak perlu” curhat pasien dikamar sebelah.
5. Hidupmu Sebelum Matimu
5. Hidupmu Sebelum Matimu
Semua yang
tercipta didunia ini memiliki masanya, termasuk kita sebagai umat manusia suatu
saat akan mengalami kematian. Rasulullah SAW sebagai Nabi serta Kekasih Allah
pun mengalaminya, apalagi kita sebagai manusia biasa kepastian itu pasti tiba.
Satu-satunya bekal yang kita bawa adalah amal baik atau amal buruk. Tanpa saya
sadari kepastian itu pun datang kepada ibu saya yang terbaring lemah selama 4
hari, “Innalillahi Wa Innalillahi Roji’un”. Selamat tinggal bunda, kami
ikhlaskan jika kau telah bersama-Nya, Engkau benar, hidup didunia ini memang
sementara ya?
*(Tulisan ini
dimulai ketika hari pertama ibu saya dirawat dirumah sakit dan saya
mendampinginya hingga akhir hayatnya)
0 Comments