Oleh: Finzie
Akang
santriwan-santriwati yang dirahmati Allah, TAKBIIR..!!!
Dizaman now kaya gini, membahas
move on itu penting banget. Buktinya apa? Buktinya adalah setiap kesuksesan
seseorang pasti diawali dengan move on. Lalu yang dimaksud move on itu apa sih?
Yuk kita simak bareng.
Move on adalah kata serapan dari
bahasa Inggris yang berarti bergerak maju, melangkah ataupun berpindah. Adapun
move on sendiri secara istilah adalah berpindahnya sikap seseorang dari suatu
keadaan atau kebiasaan buruk dimasa lalu untuk menciptakan masa depan yang
lebih baik. Pengertian Move on sendiri general loh alias tidak terbatas, orang
bebas mengartikanya dari sudut pandang manapun.
Lalu apa kaitanya move dengan
santri? Apakah ada yang harus move on dari santri dan jika ada lalu bagaimana
caranya? Yuk akang santriwan-santriwati mari kita simak bareng-bareng paragraf
selanjutnya.
Mempelajari ilmu agama merupakan
kewajiban setiap individu, hal ini dijelaskan pada pasal pertama kitab Ta’lim
Muta’alim tentang Pengertian Ilmu dan Fiqih Serta Keutamaanya. Nah, karena
mempelajari ilmu agama itu wajib maka dalam diri santri memiliki tanggung jawab
besar untuk mempelajarinya. Namun, dalam realitanya kehidupan santri tidak jauh
berbeda dengan para penuntut ilmu lain yakni tidak terlepas dari sikap malas.
Malas merupakan musuh utama para
penuntut ilmu, rasa malas juga merupakan satu-satunya penyebab besar kebodohan.
Saking urgen nya embel-embel kebodohan menjadi lafadz wajib para santri ketika
ia berniat ingin belajar, kalimat legend itu bunyinya kaya gini:“Niat ingsun luruh ilmu karena ngilangaken kebodohan lan luruh ridhone Gusti
Allah(Niat saya mencari ilmu karena menghilangkan kebodohan dan mencari Ridho Allah Swt)”
****
Sore dipondok Madani, dibawah
menara masjid berkumpulah enam orang sahabat yang memandang indahnya langit
senja. Mereka berimajinasi sambil mengacungkan jari telunjuknya keatas langit.
“Suatu saat aku akan menaklukan
Eropa” Tekad salah satu diantara mereka
“Aku ngga akan kalah, suatu saat
aku bisa ke Timur Tengah”
Maka sore itu menjadi saksi bahwa
ke enam dari mereka telah menjadi orang yang sukses dimasa depannya hanya
dengan bermodalkan “Man Jadda Wa Jada(Siapa
yang bersungguh-sunguh dia akan berhasil)”
Ada yang kenal dengan petikan
cerita diatas? Ya, Negeri 5 Menara menjadi sebuah kisah santri yang paling inspiratif, dimana Alif
bersama kelima teman-temanya berjuang menjadi santri sukses bermodalkan sebuah
adagium “Man Jadda Wa Jada”. So akang santriwan-santriwati yang dirahmati oleh
Allah, Allah SWT berfirman:
“Dan bahwasanya seorang
manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”(QS. An Najm: 3)
Hanya dengan kerja keraslah
kesuksesan santri bakal bisa tercapai, tidak ada istilah instan dalam mencari
ilmu, tidak ada keberkahan yang bisa didapat jika kita masih malas dalam
belajar. Ngeyel aja deh kalau kita berharap mendapatkan ilmu laduni tanpa
ikhtiar sama sekali. Contoh Alif dan kelima kawannya diatas merupakan bukti dari
ikhtiar tanpa akhir.
Tapi bagaimana jika akang
santriwan-santriwati terlanjur malas dan belum bisa move on dari keterpurukan
itu? Ada beberapa tips langkah apa yang harus dilakoni kamu yakni:
1. Ingat
Tujuan dari Rumah
Sebenernya tujuan orang tua kita memondokan
anaknya itu untuk apa? Jawaban dari pertanyaan itu kembali pada pribadi
masing-masing orang tua, yang pasti adalah tujuan orang tua memesantrenkan
anaknya supaya anaknya bisa lebih bener, pinter dan baik. Jika kamu enggan
mengingat tujuan kamu dipesantrenkan itu untuk apa yang terjadi adalah sifat
malas akan terus muncul. Hanya dengan
mengingat perjuangan orang tua kamu akan sadar dan malu.
2. Persiapkan
Kembali Niat yang Baik
Niat adalah pangkal dari segala
amal, setelah menyadari tujuan kamu dipondokkan itu untuk apa, maka langkah
selanjutnya adalah memperbaiki niat. Tanamkan kembali semangat belajar bahwa
suatu saat kita semua bisa sukses layaknya Alif, dia bisa Karena terus
berusaha.
3. Jangan
Malu Untuk Berubah
Jika perubahan itu baik mengapa harus
malu? Bukannya kamu mau move on dari kemalasam yang selama ini menyiksa, jangan
ragu ingat tujuan dari rumah, mantapkan niat lalu siapkan dirimu untuk berubah
sekarang. (Baca Juga: Diread? Ini Enam Solusinya)
4. Perlahan
Tapi Pasti
Jika kamu terlalu
tergesa-gesa untuk berubah maka yang terjadi adalah timbul rasa frustasi lalu
akibatnya rasa malas kamu akan bertambah. Solusinya adalah jangan terlalu
tergesa-gesa dalam bertindak, perlahan saja. Semisal ustad kamu suruh kejar
setoran 5 nadzom perhari, usahakan semampu kamu saja, 3 nadzom sehari asal
istiqomah itu lebih baik dari pada engga setoran sama sekali. Jika sudah
membiasa mulailah dengan peningkatan frekuensi hafalan kamu hingga sesuai
target setoran yang telah ditentuin.
5. Abaikan
Omongan Buruk Orang Lain
Jangan
pernah dengerin gunjingan orang lain tentang perubahan baik kamu, abaikan saja.
Orang lain mungkin masih menilai
keburukanmu dimasa lalu tapi tak mengapa, terimalah. Toh, sekarang kamu udah
berbeda dan mulai berubah menjadi lebih baik.
Hayo bangkitlah kawan(Sumber: Pixabay) |
Move
on berarti hijrah, hijrah menjadi lebih baik. Move on berarti berubah, berubah
ke arah yang lebih positif. Move on bukan hanya tentang putus cinta, move on
juga bukan hanya milik mereka yang lagi putus asa ataupun kecewa. Move on itu
hanya milik mereka yang mau hidupnya mau berubah kearah lebih maju lebih sukses
dan tentunya siap menerima realitas kehidupan yang sesungguhnya. Karena bagi siapa saja yang mau bersungguh-sungguh maka
dia yang akan berhasil bukan?
0 Comments