Being Introvert?

Saya yakin 99,9 %  introver, suatu kebanggan menjadi bagian mengenal kepribadian ini. Menjadi seorang introver memang tidak mudah ditengah dominasi kaum ekstover dimana-mana, introver selalu dipandang sebelah mata karena streotip negatif yang disematkan padanya.


Hal negatif yang paling sering saya terima adalah saya dianggap anti sosial karena jarang ngariung bareng dengan masyarakat pada umumnya. Padahal hal itu tidak benar, lah wong aku sering ngumpul, nongkrong, aktif kegiatan sosial dan sebagainya. Cuman ya itu dibatasi, tidak serta merta terus-terusan karena pasti badmood karena sosial energi saya bakalan habis.

Sosial energi penting bagi setiap manusia, karena manusia merupakan mahluk sosial yang kehadiranya tidak bisa lepas dengan manusia lainnya. Namun, kebutuhan mengisi sosial energi tidak mudah bagi seorang introver, seorang introver harus menarik dari ruang sosial, baginya hal ini dilakukan demi memulihkan sosial energi mereka sampai sepenuhnya pulih, setelah itu barulah  mereka bisa beraktifitas normal kembali. Beda dengan kaum ekstrover, sosial energi kaum ekstrover diperoleh melaui aktifitas sosial semisal bertemu dan berkumpul dengan orang lain, namun jika sebaliknya justru yang terjadi adalah badmood.

Menyindirinya kaum introver ini sangat penting dan krusial, kebiasaan untuk mengisi ulang berbeda setiap orang. Saya sendiri biasanya bermain gim, mendengarkan musik favorit, atau menduil-duil medsos sampai mood kembali terisi penuh, setelah penuh barulah bisa berkumpul lalu ngobrol dengan orang lain, bahkan pasangan saya sendiri. Jika belum terisi sepenuhnya maka yang terjadi adalah introvert burnout yakni suatu gejala stress umum yang dialami kaum introver.

Tentang pekerjaan, kaum introver memiliki peran sendiri yang unik dan berbeda dengan kaum ekstover, mereka bekerja dalam kesenyapan dan enggan untuk mencari muka didepan khalayak umum bahkan kepada atasannya sendiri. Kaum introver merupakan analisis yang handal dan mampu membaca semua hal detail yang kadang tidak disadari kaum esktover, secara mudahnya apapun yang tidak ada pada diri kaum introver semuanya ada pada diri kaum introver.

Satu hal yang penting bagi saya dan kaum intover pada umumnya jangan pernah malu untuk mengakui bahwa kita adalah bagian penting dunia, bagian kecil dari mengguritanya dominasi kaum ekstrover. Akuilah dengan gembira bahwa kita adalah introver, kita memiliki keunikan sendiri dan ciri khas yang berbeda dengan ekstrover.

Dari tulisan ini ada beberapa kata penting yang saya baca dari buku Quiet Impact (2014) karya Sylvia Loehken yakni “introver itu berbeda dengan orang pendiam ataupun antisosial, mereka bisa melakukan apa yang dilakukan orang esktrover pada umumnya, namun dengan cara yang berbeda dengan ciri khasnya sendiri”. Sedangkan orang pendiam ataupun antisosial adalah bukan berasal dari introver, sikap tersebut hadir dari sikap semua kaum baik ekstrover maupun introver. Jadi yakin ngga dirimu seorang introver? Atau jangan-jangan kamu nolep? Wkwkw. (Penulis: Ikfini Vidi)

Reaksi:

Post a Comment

0 Comments