Sutradara Licik bukanlah nama yang baru, brand ini sudah melekat pada jati diri Ahmad Faisal sejak ia terjun pertama kali dalam dunia sinema pada tahun 2016. Karier dunia entertaiment Faisal dibilang sudah mencolok, ketika ia masih menjadi santri baru pun Faisal rutin mengikuti dan menjuarai pekan musyabaqoh khitobah, drama dan baca puisi dari tahun ke tahun dipesantren.
Kedekatan penulis
dengan sang Sutradara ditahun yang sama ketika dia terjun dalam dunia sineas
yang kami gagas bersama teman-teman Bakreas pada tahun 2016. Di tahun 2016 juga adalah tahun
kelahiran dunia perfilman pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin, dengan
mengusung judul “Santri Bawang” film ini diikut sertakan dalam lomba film
Nasional yang diadakan oleh MUI. Gairah sang Sutradara Licik mulai terpantik.
Bara-bara api
selanjutnya membuat semangat Sutradara tidak terbendung, tahun kedua setelah
lahirnya film Santri Bawang, lahir pula film Alif 1(2017), Tropi Untuk Ibu
(2017), Janji Jari Manis (2017), Alif 2 (2018), Surat Dari Dajjal (2018), Oyod
Mingmang (2019), Rumus Bahagia (2020), Senyum Kiai (2020), Diantara Keduanya
(2020), Ada Harapan Dalam Kematian (2020) dan Halu (2022). Sederet karya
dari Sang Sutradara Licik memang menurut penulis sangat inpiratif dan keren.
“Kalau pulang ke rumah mau jadi apa Sal?” Tanya ku
“Aku pengen jadi sutradara, entertainer atau ya minimal yutuber itu aja
sudah cukup” Jawabnya
“Sip, yang penting jangan lupakan nilai dakwah dan syiar ilmu yang kamu
dapat dari pondok ya” Balasku
“Tentu, itu jadi bekal dan tujuanku” Tutupnya
Selama
perjalanan hidup bersamanya, penulis tentu menyepakati impian yang dia bangun
selama ini. Dan dalam benak penulis sendiri setiap perjumpaan dengannya Sang
Sutradara ini memang “Kuat dilelara, wonge ora lala wora”.
Oh iya, ini loh
link Yutub Sang Sutradara Licik, Monggo simak karya-karya beliau:Channel Sutradara Licik
0 Comments