Diceritakan
oleh para senior, mbah Manab atau setelah haji berganti nama dengan Abdul
Karim, tidak berkenan untuk difoto dan tidak mempan difoto, sehingga ketika
akan berangkat haji kedua kalinya bersama sang istri mbah Dlomroh di tahun 50
an.
Mbah Mahrus sebagai menantu
yang mengurusi segala persyaratannya, ketika mengurus paspor maka mbah Mahrus
matur agar mbah Manab kerso difoto, setelah dirayu dengan alasan kalau tidak
ada foto tidak bisa haji kersolah beliau untuk difoto, dan mbah Mahrus pun
mendatangkan fotografer, ketika difoto, karena kebiasaan mbah Manab yang selalu
menundukkan kepala, mbah Mahrus harus matur berulangkali agar beliau menegakkan
wajah.
Alhasil itulah satu-satunya
foto beliau berdua yang ada, bahkan sempat hilang dan tidak diketahui rimbanya
hingga suatu saat ada santri membeli kitab loakan di pasar pahing dan menemukan
foto beliau di sela-sela kitab. Kemudian oleh pengurus di repro dan diperbanyak
serta menjadi rujukan foto beliau. (Sumber Pecinta Ulama
Nusantara)
0 Comments