Oleh: Finzie
Dering Nokia tune mengagetkan pagi tenang saya, sebenarnya
agak sungkan juga sih mengangkat panggilan itu, tapi setelah dicek siapa
yang menghubungi nomor saya, saya langsung buru-buru mengangkatnya. Suara
isak tangis perempuan terdengar sangat jelas diseberang sana, tentunya saya
kaget dan bertanya siapa orang yang berani menjahati sahabat saya ini?
Lima menit menunggu dalam kegalauan, akhirnya
sahabat saya itu mau angkat bicara. Usut punya usut, alasan ia mewek tak lain dan tak bukan,
karena PUTUS CINTA! Waduh. Mulai
saat itu juga, saya cuma bisa dengarin semua curhatan
tentang kisah-kisah romantis yang pernah mereka jalani
bersama.
Berangkat apa yang telah
diderita sahabat saya, penulis berusaha mencari solusi dan penyebab semua itu
terjadi. Kenapa kita bisa jatuh cinta? Apa yang harus dilakukan ketika jatuh
hati? Mengapa harus pacaran? Apa benar pacaran selalu dekat dengan zina? Apa
solusi yang tepat buat kita ketika cinta itu datang secara tiba-tiba? Semua itu
akan kita bahas bersama dalam sebuah catatan sederhana saya. (Baca Juga: Misteri Wanita Sebelum Dewasa)
Secara Psikologis gejala
jatuh cinta dipengaruhi oleh hormon Testosteron, jika cowok mengalami jatuh
cinta maka hormon tersebut mengalami penurunan sehingga si cowok merasa galau
dan lemah, sedangkan bagi kaum cewek hormon tersebut diproduksi secara berlebihan
yang mengakibatkan sikap agresif dan posesif. Ketika jatuh cinta, otak
meresponnya sebagai sebuah ancaman, sehingga otak memberikan sinyal pada tubuh kita
untuk dapat menenangkannya, sebagai bukti, kita pasti merasa ser-seran
ketika melihat orang yang kita jatuh cintai, bahkan semua hal tentangnya pasti deg-degan,
bener kagak?.
Ada
satu pertanyaan yang selalu menjadi misteri bagi kita, kenapa sih ketika falling in love selalu kangen?
Hormon Phenylethylamine inilah yang bertanggung jawab atas semua rasa kangen
yang kita derita, pada saat kita bersama pujaan hati tubuh memproduksi hormon
tersebut yang membuat kita merasa tenang, dan ketika kita berpisah dengan
kekasih maka tubuh langsung menurunkan hormon tersebut yang menyebabkan status
di Fb kita:
“Kangen kamu nih cayaang ”
Gubraak! Hehehe
Setelah bertemu dengan sang
kekasih, kita pasti terus berfikir tentang dia, mengapa
ini bisa terjadi siih? Gampang, semua ini ulah hormon Serotonin yang
menganggap keterpisahan dengan pacar sebagai suatu kekhawatiran akan hilangnya dia. Takut akan hilangnya kekasih juga dipengaruhi akibat
hormon Kortisol yang menganggap perginya kekasih akan terjadi sesuatu yang
buruk padanya. Ehmm..
Jatuh cinta juga nikmatnya
sangat luar biasa, bener nggak? Kenapa bisa kayak gitu ya? Itu karena pengaruh Dopamine yang
menganggap kekasih kamu adalah sumber kebahagiaan dan rasa semangat. Dopamine juga terdapat pada Narkoba jenis Kokain yang bikin teler dan
seolah-olah terbang. Mulai dari sekarang paham kagak?
Banyak dari kita setelah
jatuh cinta pasti jatuh ‘pacaran’, ini hampir menjadi cerita klasik bagi sepasang muda-mudi. Begitu juga apa
yang dialami sahabat saya tadi, awalnya dia itu satu tempat kerja dan pada akhirnya dia jatuh cinta. Ya begitulah, cinta itu datang dari sebuah perkenalan, keakraban dan
perhatian. Pantas saja Robert Stenberg dalam teori Segitiga Cintanya menyebutkan bahwa salah satu unsur cinta adalah intimasi atau
keakraban.
Perlu kita ketahui bersama
bahwa semua hormon-hormon jatuh cinta diatas, akan kembali normal kurang lebih empat bulan setelah menjalani hubungan. Nah, wajar saja jika ketika lewat dari masa itu, hubungan kita sering banget
terjadi konflik, karena apa? Karena semua perasaan cinta kita sedikit demi
sedikit telah berubah menuju ikatan lain, dan ikatan lain itulah disebut Robert
Stenberg sebagai komitmen. Maka dari itu kalo hubungan tidak dijaga dengan baik,
maka hubungan kita bisa renggang bahkan putus! Sering kita merasa, terutama nih
bagi kaum cewek menyangka bahwa
pasangannya udah nggak cinta, nggak sayang dan juga nggak perhatian kaya dulu.
Mengapa bisa terjadi kaya gitu? Itu karena hormon-hormon jatuh cinta sudah kembali
seperti semula, jadi otak tidak lagi mengirim hormon-hormon
diatas ketubuh kita. Intinya sih kembali ke laptop ...!! Hahaha
Yaps...! Kesimpulannya
adalah cinta‘buta’itu secara
ilmiah Cuma bertahan kurang lebih empat bulan. Disaat itu kita baru nyadar
mengapa aku mencintai orang yang kaya gitu sih? ganteng kagak, jelek iya Hahahaha. Kalo nggak percaya kamu bisa buktian
sendiri deh dan tahu sendiri kan dimasa awal hubungan pasti rawan banget ama jatuh syahwat dan
ujung-ujungnya:
Jreengg....!!!
Ku hamil duluan
Sudah tiga bulan
Gara-gara pacaran sukanya gelap-gelapan
Sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Universitas Valencia Amerika Serikat membuktikan bahwa jika seorang
laki-laki duduk berduaan dengan perempuan lain(bukan mahromnya)bisa
meningkatkan sekresi hormon Kortisol. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa
jika seorang cowok dan cewek duduk bersama maka produksi hormon ini berlebihan,
tentunya efek yang diakibatkan adalah nafsu seksual! liat tuh nafsu seksual..
Udahlah nyalain orang memang nggak ada manfaatnya yang ada malah nambah ribut plus
ribet. Ada sebuah temuan
yang telah dirilis oleh Jurnal of Pain yang diteliti oleh tiga Universitas
besar di Amerika yakni Universitas De Montreal, Universitas Hospital center dan
Mc Gill University. Mereka menemukan bahwa “Anak remaja yang sudah mulai berpacaran sejak usia dini banyak mengalami
sakit kepala, sakit perut dan sakit pinggang,
dilaporkan juga banyak yang terkena depresi”. Dan buktinya adalah rata-rata anak remaja yang lagi pacaran nilainya
malah anjlog!
“Tapi ada yang bilang pacaran itu bikin semangat
belajar kang?? Aku pernah ngalamin koq!” Ckckck...
biasanya yang bilang kaya gini masa pacarannya belum nyampe empat bulan, baca
lagi masalah hormon jatuh cinta diatas tuuh.
“ Yang mana kang?”
Itu tuh yang punya efek membahagiakan dan bikin
semangat...
“Owhh Dopamine....”
Nah ...!!! Anak pinter J
Ngomong-ngomong tentang pacaran pasti nggak jauh berbeda dengan
angan-angan bahagia, romantisme, hubungan permanen dll. Pastinya
kita semua berfikir kaya gitu kan? Hayoo ngaku deh? Pertanyaan itu pasti
diamini semua orang termasuk penulis sendiri, tapi setelah penulis membaca sebuah artikel Joshua Harris dengan judul I Kissed
Dating Goodbye, semua angan itu dipatahkan oleh beliau. Menurutnya mengapa pacaran itu tidak mampu memprediksi kebahagian
karena:
1.
Pasangan mendorong
intimasi(keakraban) saja tidak ada komitmen. Contohnya
adalah secara hubungan kita udah deket banget tapi hubungan ini miskin komitmen
(kesetiaan) mau dibawa hubungan kita, mau nikah secara keuangan
dan umur belum cukup, jadi ya pasti kenal istilah “cukup jalani saja
hubungan ini”
2.
Cenderung mengabaikan
persahabatan. Dalam setiap hubungan, tali persahabatan adalah ikatan yang mampu melanggengkan cinta, dan pacaran kadang melupakan asas ini, karena menurut mereka pacaran dan
sahabatan itu tidak terkait.
3.
Cenderung
romantis, sehingga hubungan akan berlanjut ketika masih romatis saja. Kasus ini udah sering banget kita
denger, dalam pacaran romantisme adalah bukti cinta sejati, kalo udah nggak
romatis udah nggak sayang dan nggak cinta lagi.
4.
Cendrerung menikmati
yang berfokus pada romantisme dan kesenangan belaka. Rata-rata orang yang suka pacaran Cuma pengen seneng-senengnya doang, kalo
udah kenyang ditinggalin.
5.
Hubungan fisik
sebagai pembuktian cinta terhadap pasangannya. Hubungan fisik ini adalah semua hal-hal yang dilarang agama kita(Ya iyalah
tau sendiri pacaran model sekarang kaya gimana)misalnya ketemuan, berdua-duan,
dan melakukan hal yang lebih dari itu, coba pikir dan jawab sendiri deh.
6.
Pacaran sering
kali mengisolasi (Menghalangi) pasangan dari hubungan-hubungan penting
lainnya, meninggalkan arti penting persahabatan ketika mengalami kondisi buruk
dengan pasangan. Sebenarnya orang yang berpacaran itu tersiksa
secara batin karena biasanya sang kekasih mengekangnya agar tak mengenal jauh
lawan jenis selain dirinya, rasa cemburu itulah yang “mengisolasi pasangan
dari hubungan-hubungan penting lainnya”
7.
Pacaran banyak
mengabiskan waktu dan tenaga dimana hal tersebut dapat mengganggu mereka dari
tanggung jawab utama mereka untuk memperisapkan masa depan. Apa kalian setuju dengan pasal ketujuh ini? Ya! Pacaran hanya
menghabur-hamburkan tenaga dan waktu, kadang kita lupa bahwa masa depan kita
masih sangat panjang, yang masih belajar ya belajar dulu lah nggak usah mikirin
yang namanya pacaran, kalo udah pacaran duit celengan pasti ambles, kalo udah
putus eeh..!! Malah ngenes. Hiks..hiks..!!! L
8.
Pacaran
seringkali menciptakan sebuah lingkungan palsu untuk menilai karakter pribadi
orang lain yang lebih menguatkan lagi. Kita pasti kenal istilah MoDus(Modal Dusta) iya...!
Pacaran sering kali menutupi keburukan-keburukan sifat asli kita, karakter yang
bukan asli dari diri kita kadang dijadikan jurus untuk dapat melanggengkan
hubungan ini, kalo udah ketahuan belangnya kadang kita menjauh karena sikapnya
udah nggak cocok dengan apa yang kita harapkan.
Setelah membaca delapan pasal tadi apa yang kalian
rasakan? Nyesek, jengkel, marah, senyum-senyum sendiri
atau malah ada yang nyadar? Hayoo ngaku aja deh.
Cinta bukanlah suatu rasa yang hadirannya harus dipaksakan, datangnya cinta memang tak
bisa ditebak, kadang penulis sendiri sangat kagum ketika melihat orang-orang yang
ada disekitar kehidupan saya mendapatkan jodoh tanpa ia duga. Kadang
saya juga merasa miris melihat teman-teman yang telah lama pacaran tapi tidak
kunjung nikah malah ada juga yang buru-buru
dinikahin karena nutupin aib akibat perbuatannya sendiri.
Pada dasarnya hukum pacaran tidak diperbolehkan dalam agama
kita, tapi bagaimana kang aku terlanjur pacaran? Pengen udahan tapi nggak bisa, kasihan ama si dia? Gimana dong kang? L Solusinya
adalah kita harus sadar tujuan pacaran itu untuk apa? Apa Cuma lampiasin
perasaan sesaat yang kita sebut ‘CINTA’? Atau pengen menjalin hubungan serius menuju
pernikahan? Ingat kawan, cinta bukanlah perasaan sesaat, cinta abadi akan diuji
ketika kita sudah menikah nanti, karena cinta sejati hanya ada ketika kita
telah mengikat tali suci pernikahan.
Terus gimana dengan perasaanku sekarang kang? Apa jatuh cinta itu dilarang agama? Tidak! Agama Islam tidak melarang umatnya untuk jatuh cinta pada lawan jenisnya, namun Islam mengaturnya supaya kita
mendapatkan ridho dari-Nya.
Nabi Muhammad pernah bersabda:”Tidak ada penawar yang
lebih manjur bagi dua insan yang saling mencintai dibanding pernikahan”.
Apa menikah!!??
Yuups...!!! Nikah, itulah solusinya.
Tapi umurku masih belum cukup...
Yaa udah, nggak usah pacaran dulu
atuhh...
Tapi....Bagaiamana dengan perasaan cintaku
kang??
Tunggulah sampai pada waktunya, terus coba deh berpuasa serta
bertaqarrub pada-Nya
Tapi….?
Wiis ora usah ngelees....
Sebagai penutup tulisan
ini, meminjam apa yang dikatakan Sydney Haris:”Satu alasan utama mengapa
banyak pernikahan yang gagal adalah fungsi pacaran dan perjodohan itu berbeda
secara fundamental, pacaran dipilih karena memiliki tampilan fisik yang menarik
sementara jodoh dipilih karena secara psikologis bertanggung jawab”.
Laki-laki
sejati ialah ketika dia telah mengucapkan“I love you” Kemudian ia berkata lagi ”Esok aku siap jadi imammu”. J
*Tulisan ini dihimpun dari berbagai macam sumber di Google
*Tulisan ini dihimpun dari berbagai macam sumber di Google
0 Comments