Oleh: Finzie
SEPULUH LIMA DAN AWAL PERTEMUAN KAWAN BARU
Bermula dari
semua keinginanku untuk mesantren telah tertanam semenjak bangku SMP atau lebih
tepatnya ketika aku masih sekolah di MTsN Lohbener Indramayu. Satu, dua, hingga
tiga tahun masa putih-biru dijalani dengan beragam macam pengalaman, prestasi,
persahabatan, keusilan dan beragam kenangan terindah lainnya, dan satu hal yang
dalam benakku saat itu keinginan mondok sangat kuat yakni “Kudu mondok ning
Sarang Rembang Jateng!” Namun apa
yang terjadi ketika akhir kelas tiga? KEPUTUSAN MONDOK DISARANG DI
GAGALKAN. Huft, L padahal aku
sudah berkoar-koar didepan guruku terutama didepan ibu Cucu
waktu itu. Dan pada saat itu orang tuaku menganjurkan tuk mesantren di Babakan
Ciwaringin Cirebon dan melanjutkan pendidikan SMA disana(Padahal saat itu saya
ga ingin sekolah) tapi yowis manut aja.
Cirebon, Minggu 28 Juni 2009,
pukul:09.07
JREENG, Inikah tanah yang akan ku tempati sebuah desa yang bernama Babakan? Hhh... Entahlah wajah polosku mengatakan seperti itu. Awal mula aku masuk ke Babakan
karena mengejar pendaftaran sekolah di MAN Model Babakan yang dibatas 7 hari,
setelah mendaftar dan melewati sedikit tes lisan dengan dewan guru yang tidak ku kenal sama sekali(Ketika
saya sudah diterima disekolah itu saya mengenalnya, beliau adalah Alm. Pak Qosim Muqowi sang master khot Nasional) setelah itu aku menginap di pondok selama 3 hari. Selama menginap dipondok dan ku
menempati kamar KBS yang sangat sempit dan berukuran 1x3 meter dan selama itu
pula aku hanya keluar dari kamar ketika mau sholat, mandi, makan dan buang air
seni, selain itu ngga pernah keluar karena isin ama mereka yang udah
lama nyantri(Huuh dasar pemalu). Setelah tiga hari menginap dipondok aku harus pulang karena kurang betah.
Satu minggu kemudian….
Sabtu, 04 Juli 2009, pukul; 08.46 Wib
“CEPEET..! MANA RUANG SEMBILAN, MANA RUANG SEMBILAN..!?”
Ya, pada saat tes tulis aku datang
terlambat satu jam dari jadwal karena termakan oleh perjalanan dari Indramayu-Cirebon. Alhamdulillah, biar agak telat tes tulis yang kujalani pada saat itu
berjalan dengan mulus dan lancar dan aku beserta ibuku langsung pulang diantar
oleh mobil pribadi sahabatku si Hanan yang kebetulan kita bertemu dalam satu
sekolah yang sama(Pada akhirnya Hanan harus gugur karena mondoknya ga betah, “Sory Bro, kisah ente tak tulis“ hehehe)
Kamis, 09 Juni 2009
“YEEEAAAHH...!!! AKU DITERIMA ALHAMDULILLAH YA
ALLAH!J“
Mungkin aku tak seberuntung mereka yang tak diterima masuk disekolah
yang dikenal terfavorit se-Cirebon ini. Tiga hari masa orientasi kami jalani(maksudku
dua sahabat sekelasku dulu, kami tak
menyangka bisa berkumpul dalam satu sekolah lagi. Keduanya adalah Hanan dan satu-satunya cewek bernama
Nurul) masa MOS memang terkenal sangat melelahkan, kami harus berangkat tepat
pukul jam 5 pagi dan berakhir pada jam yang sama disore hari. Ada satu hal yang
ku ingat ketika masa ini ku jalani, satu kewajiban bagi calon siswa adalah
membawa berbagai macam atribut dan makanan, karena saking kesalnya diriku pada
kakak kelas yang suka memaksa tuk membawanya, akhirnya beberapa dari atribut
dan makanan dipalsuin. Contohnya adalah botol kratingdeng yang diisi air putih
galon, makanan ringan yang diisi kardus atau serbuk suplemen yang diisi pasir, hahaha biar mampus tuh kakak kelas (Dasar iik memang jahat)
Sepuluh lima,
itulah kelas yang ku tempati, pada saat itu Hanan di X-1 dan Nurul di X-9, kami
berbeda tapi Alhamdulillah tali silaturahmi tetep kami jaga. Ku masih ingat
pada awal mula masuk sekolah ini pada hari Sabtu, dan tahukah kamu pada saat
itu saya memakai pakaian yang salah yang seharusnya memakai batik dan celana
hitam tapi saya memakai pakaian putih dan celana hitam! Huftt...Awal masuk
sekolah yang sedikit memalukan dan sekali lagi saya dihujat karena cara
berpakain yang tak lazim. Ah, biarin aja dah..
Dikelas ini
memang banyak berisi anak-anak yang bermasalah, bagaimana tidak? Jika bukan
karena kesabaran pak Dadan Daud selaku wali kelas, mungkin sudah banyak anak yang
dikeluarin dari sekolah. Ah, sudahlah jangan membahas sisi buruk seseorang, sebagai
seorang muslim kita wajib menutup aib seorang muslim lain, bener kagak?
Duduk sebangku
bersama Imam Riza Kurnia memanglah agak runyam coz orangnya pengen menang
sendiri sih, begitulah bertemu dengan kawan-kawan baru membuat saya harus
memacu tuk beradaptasi. Dibelakang tempat dudukku mungkin orang-orangnya mengasikkan ditambah
kegeloan si Irfan dan Ulul Albab yang memang mereka duduk satu bangku. Kemudian
kami menjalin sebuah persahabatan dan mendeklarasikan sebagai geng ‘Klintu’ (Nama yang sangat aneh ya?)
*****
(Acara Mauludan Kelas X-5, Hayu Bacanya yang Keras)
(Acara Mauludan Kelas X-5, Foto Burem Karena Hape dulu ngga secanggih Hape sekarang)
(Acara Mauludan Kelas X-5, Hayu Bacanya yang Keras)
Tak terasa
perjalanan kami sebagai seorang siswa baru disekolah itu sudah menginjak usia
satu semester, banyak sekali peristiwa yang kami jalani bersama seperti halnya
membuat marah ibu Eka yang beberapa hari tak mau masuk ke kelas gara-gara ulah
KM yang bandel, sama halnya dengan guru Quran-Hadist yang paling bikin jengkel
karena semua tugas-tugas yang dia berikan melebihi dosis siswa, siapakah dia? Tebak sendiri aja deh
*****
Ada satu
pengalaman sangat usil yang mungkin
sangat memalukan jika aku ceritakan, saat itu bel istirahat berbunyi,
semua anak-anak keluar dari kelasnya. Alunan merdu suara Asmaul Husna tersiar
dari pengeras suara sekolah, pada saat itu juga aku sedang istirahat didalam
kelas sambil ngobrol dengan teman-teman perempuanku, setelah merasa jenuh aku
pengen mencari udara segar dan melihat anak kelas lain bermain sepak bola
dilapangan basket. Namun, langkahku terhenti setelah salah satu teman saya
bermain korek api, dengan sedikit gerak cepat aku meminjam korek itu dan
langsung keluar, pada saat itu aku melihat seseorang yang mirip dengan si Ulul(Teman
belakang sebangku) yang sedang duduk menghadap lapangan basket. Dengan gaya macan
menerkam rusa, aku berusaha mendekati orang tersebut dan langsung memegang telinganya
sambil berusaha menyalakan korek tersebut, lalu apa yang terjadi?
“SIAALL…!!! DIA BUKAN ULUL ALBAAAB…!!! ARGGHHH…
TIDAAAK!”
Setelah dia tahu apa yang ku lakukan dia Cuma terbengong
melihat tingkahku, secepat kilat aku langsung lari kedalam kelas sambil berharap
tidak kena bogem mentah dari dia, sial memang, tapi ini lah keusilan yang
paling diingat sewaktu aku masih kelas X-5. Hahaha
Sebenarnya ada satu prestasi yang tak pernah dilupain oleh
semua anak-anak dikelas ini, dulu kami pernah menjuarai lomba cerdas cermat IPA
antar kelas, tapi sayang kemenangan kami didiskualifikasi karena ada pihak yang kalah
merasa dicurangi dengan hasil akhir lomba. Awal kisah ini terjadi tanpa
kesengajaan, aku terpaksa direkrut, karena salah satu anggota perwakilan kelas
kami mundur.
Pada saat itu
persaingan lomba sangat ketat, kami harus melawan rival kami yang berjumlah 25
kelompok yang terdiri dari 3 orang. Setelah melewati seleksi ketat pada
akhirnya kelompok kami terpilih, sedangkan kelompok X-5 A gugur pada awal
seleksi.
“MASUK FINAL
...!!!” Sedikitpun kami tidak menyangka kami bisa menggapainya, aku, Cucu, dan
Imam merasa sangat bahagia, ternyata kami bisa masuk ke babak yang paling
menegangkan ini. Namun pada akhirnya kami semua kecewa! padahal saat itu kami
berhasil menyabet gelar juara 2. Usut punya usut, ternyata pihak panitia punya
hati dengan kelas Full Day yang saat itu menjuarai lomba tersebut. Pihak yang
kalah X-1 A, X-1 B, dan kelas X-9 A merasa dilecehkan karena keberpihakan panitia,
lombapun diulang lusa, dan tau sendirikan pada akhirnya kami Cuma dapet juara
harapan satu.. Hiks, hiks..... :(
******
Tak terasa hampir
satu tahun bersama, semua anak-anak kelas dipusingkan dengan pilihan program
jurusan kelas XI, banyak diantaranya yang pengen milih jurusan IPS, Bahasa, IPA
dan jurusan baru yakni PAI(Waktu itu belum ada istilah Keagamaan) dan akupun ikut
gamang, padahal aku sudah punya gambaran untuk memilih Bahasa dan IPS, namun
keduanya dipertimbangkan kembali karena ada suatu masalah yang tak mungkin ku
sebutkan disini. Dan PAI lah adalah jurusan yang ku pilih, bismillah akupun mulai masuk kedalam jurusan baru disekolah ini...
JURUSAN BARU
ITU BERNAMA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
Masuk jurusan yang
pernah mati disekolah ini memang agak menyusahkan, bagaimana tidak? Semua
materi pelajaran belum tersedia, buku pegangan satu-satunya cuma lembaran
kertas potocopyan yang menumpuk dalam tas. Yaah, meski berjalan tertatih-tatih
kami merasa bahagia, karena kami merasa diperhatikan oleh mereka(Semua guru-guruku
yang tak mungkin aku sebutkan satu persatu disini), tanpa mereka jurusan ini tak
mungkin berdiri lagi.
Mendapatkan teman baru
tentunya hal itu yang pertama kali kurasa(Saat itu aku masuk dikelas XI PAI 1)
duduk disebelah timur tepatnya samping jendela bersama Agung, membuat hari-hariku
lengkap, belum lagi didepan bangku ku ada si Anto dan Sibul dua kolaborasi teman
yang unik. Hampir setiap hari selalu ada saja kejadian yang membuat kami
tertawa. Di jurusan ini pula aku masih bertemu dengan para pasukan genk Klintu
yang tersisa yakni Irfan dan Ulul(Pada saat itu genk ini dianggotai oleh saya,
Irfan, Ulul, Iwan dan juga Imam).
(Poto Bareng Setelah Jalan Santai Hut Man Tahun 2011)
Dikelas XI ini,
aku merasakan kehangatan menjadi seorang keluarga dibawah naungan jurusan PAI,
setiap waktu kami selalu bermain sepak bola bersama didepan kelas(Pada waktu
itu kelas kami dibawah gedung Umar) ngerujak bareng, nonton bioskop bareng,
ampe main kartu poker bareng, suatu keadaan yang tak pernah ku rasakan waktu
dikelas X.
Seiring
berjalannya waktu jurusan yang dianggap sebelah mata ini dikenal, meskipun
hanya 2 kelas, kekompakan kami jangan ditanya lagi. Ternyata banyak dari kami
menduduki jabatan-jabatan inti organisasi disekolah ini, seperti halnya OSIS,
MPK, MBD, MBC, PASKIBRA dan lain sebagainya. Anggapan ‘bocah baru’ perlahan
memudar, karena dijurusan ini banyak sekali anak-anak yang terkenal memiliki
otak yang mengerikan.
*****
Satu semester kita telah lewati, enam bulan bagiku serasa enam
hari...
“YEAAAH..! KITA JUARA, KITA MENAAAANG...!!” Teriakan kebahagiaan
menyeruak keheningan final sepak bola antar kelas X-XII, inilah adalah hasil
akhir dari semua perjuangan kami. Kami tak menyangka bisa menjuarai lomba ini,
padahal kami adalah anak baru yang belum lama dilahirkan disekolah ini, dan
inilah prestasi pertama kami, kami sangat bangga!
Dengan mata yang
masih berbinar dan keringat yang masih menetes kami merayakan pesta kemenangan
ini dengan poto bersama para pemain dan tak lupa wali kelas kami pak Athoillah
pun kami ajak, dengan nadanya yang khas pak Atho merasa bangga dengan apa yang
dihasilkan anak didiknya, beliau menyakinkan kami bisa meraih prestasi seperti
jurusan lain.Setelah mendapatkan tropi dan uang saku, kami keluarga besar XI
PAI 1 mengadakan syukuran bersama dirumah Khozin, disana kami berkumpul, berdoa
kemudian makan bersama.
Setelah semester, sekolah mengadakan study tour ke Jogja. Saat malam itu tiba, kami pun berangkat
dari MAN menuju Jogja, ditengah keheningan dan kejenuhan perjalanan, si Anto
yang membawa salon aktif menyetel lagu Hamil muda seketika keriuhan terjadi,
kami berjoged-joged ria, apalagi si Muhaj yang saat itu berjoged cuma pake
celana boxer aja, semua tingkah kami bener-bener gelo, tapi Alhamdulillah
posisi kami berada dikursi paling belakang, jadi ngga diliatin ama anak-anak
cewek yang duduk didepan. Party dugem itu berakhir ampe jam setengah 2. Ckckckck.....
Sesampainya
disana, kami mampir di UIN Jogja tuk melihat laboratorium keagamaan yang
ternyata hanya sebuah masjid, mampir di perpustakaan, meet and greet para
dosen UIN Jogja dan tak lupa poto bersama. Setelah itu kami mampir di pantai
Parang Tritis, disana kami main bola, mandi dan poto bersama, malamnya kami rihlal muter-muter Malioboro tak lupa beli buah tangan
buat dirumah.J
*****
“SELAMAT ULANG TAHUN
AWAY…!!!” Kami serempak mengucapkannya, Away seketika menangis terharu. Wajah sangarnya
terlihat sangat lucu, masih terdiam disamping ibu Iin, ia mengucapkan terima kasih
atas semua ‘kekejaman’ yang kami berikan, kami hanya tertawa geli melihat
mimik anehnya itu.
25 menit sebelumnya...
Pagi itu ada yang
aneh dengan pelajaran Bahasa Indonesia, seperti tak biasanya ibu Iin mengundang
anak-anak yang dianggap males tuk mengahadap dirinya. Satu-persatu nama anak
didiknya dia panggil, dan keanehan itu kian menjadi ketika nama Khoerul Anwar(Nama asli si Away) disebut. Tiba-tiba saja ibu Iin memarahi Away
karena ia dinilai anak bandel dengan sejuta kekurangan, tentu saja Away
berkilah karena menurutnya ibu Iin salah menilai dirinya.
“Saya bukan pemalas bu, saya tidak berangkat sekolah karena sakit,
nih buktinya!” Bela Away dengan menunjukan lengan kirinya yang digendong
selembaran kain, emang sih pada saat itu
lengan tangan kirinya patah akibat kecelakaan pas main bola kemarin.
Tapi, tiba-tiba
saja suasana kelas memanas! Ketika banyak dari temen-temen cewek memojokkan
dirinya. Belum lagi ditambah segelintir temen-temen cowoknya juga ikut-ikutan
menyalahkan perbuatanya, kami merasa bingung dengan apa yang terjadi saat itu, akupun
risau mengapa semua teman-temanku bertingkah aneh hari ini, tapi kegalaun ku terjawab
sudah, ketika teman sebangku dengan ku berkata.
“Away lagi dikerjain ama anak-anak kelas, karena hari ini ulang
tahunnya ke-16” Seketika aku terkekeh geli, kemudian secepat rudal Hipersonik
aku kembali ke mimik muka ‘pura-pura’ tegang.
Misi sukses dengan
hasil yang tak terduga, Away menangis didepan kelas, dengan iringan
lagu selamat ulang tahun kami merasa jadi ‘Hitler’ yang kejam, yaps, kami
menang. Kejadian ini mengingatkanku tentang tradisi perayaan ultah yang
mengerikan, para anak cewek suka mencari biodata anak-anak cowok, tujuannya
hanya satu, yakni buat ngerjain pas hari ulang tahunnya.
*****
Seperti halnya
waktu kelas sepuluh, aku biasa pulang bareng si Ulul dan Irfan, para genk
Klintu yang tersisa ini tetap solid menjaga persahabatan, kami biasa menjalani
kehidupan disekolah bertiga atau berkumpul dengan teman-teman lainnya. Ada satu
kenangan yang kami selalu ingat, waktu kelas sepuluh kami berhasil mendapatkan
hadiah utama sebuah telepon genggam merek Nexian(Pada saat itu Hp China baru
masuk ke Indonesia) Dan satu botol Jus Nutrisari rasa jeruk, memang pada saat
itu Harlah Man Ciwaringin diramaikan dengan lomba dan kupon undian dengan
berbagai macam hadiah yang memikat hati.
Diusia itu pun
cinta datang silih berganti, Ulul sering bercerita tentang perasaanya, Irfan
yang selalu bahagia dengan ‘princes’ barunya dan aku yang terus-terusan
dipojokkan dengan si‘dia’. Aahh, Masa remaja memang penuh dengan cinta. Lebay...
Dua tahun kita lalui bersama, mungkinkah kebersamaan ini kembali
lagi?
******
Tujuh hari,
seperti halnya kebersamaan menyontek ulangan itu telah usai. setelah UAS,
banyak diantara kami diremedial karena nilai kami kurang, semisal pelajaran
Mulok pak Syaerozie, Bahasa Inggris pak Himma dan lain-lain. Setelah semua
remedial selesai, sekolah kembali mengadakan PORAK(Pekan Olah Raga Antar
Kelas). Namun naas,tim sepak bola kami tak sedigdaya waktu semester satu, kami
kalah pada babak perempat final L
(Foto Bareng Setelah Praktek Ibadah Munakahat)
Banyak momen yang
mungkin tak ku ceritakan detail ditulisan ini, seperti halnya acara praktek
ibadah munakahat yang dibintangi kelas kami, kelas kami yang mendominasi juara
MIPA, atau si Khozin yang mengharumkan nama sekolah ini berkat prestasinya
menjuari lomba Quran-Hadist tingkat provinsi Jabar.
Waktu membawa kita menuju persinggahan
terakhir dari kisah ini, masa depan baru menunggu ku disana, Dikelas XII...
*****
PERTEMUAN TERAKHIR ‘KITA’ DIKELAS XII
Dua minggu
liburan sekolah telah kita lewati. Aroma liburan masih terasa disekolah ini, kadang
rasa malas masih menggelayut bahu, raut wajahku masih kelihatan kuyu, belum lagi
ditambah pojok mata ini yang masih belekan, ih jorok banget siih.. Eh,
suer itu mah ngga deh. Hahaha..
Begitu pertama
kali masuk, langsung mendapat info kalo aku masuk kelas XII Keagamaan 1, lagi-lagi
masuk kelas yang embel-embelnya “Satu”, aku berfikir pasti dalam kelas ini
berisi orang-orang yang punya otak superior. Ternyata dugaan kubenar, disini memang
berisi anak-anak yang punya kemampuan seperti itu.
(Marhabanan Pas Acara Maulid Nabi)
Dua baris pojok wetan
menjadi tempat duduk yang asik, belum lagi ditambah duduk bersama Anto yang
memang terkenal gelo itu, si penggemar Bondan faed to Black yang bertubuh panjang
layaknya tower bukit Salam ini pada akhirnya jadi teman keseharian yang unik.
*****
Kisah- kasih sekolah sangat banyak kurasakan saat itu,
dikelas itu pula aku menjadi tempat curhatan dan sumber perjuangan cinta teman-teman sebayaku. Tiada hari tanpa curhat, meski pada akhirnya banyak juga dari
teman-temanku gagal dalam meraihnya, aku selalu berusaha menyakinkan mereka tuk
dapat meraih cinta dan cita-cita yang mereka idamkan. Sebenarnya ada suatu tugas
wajib yang aku terima waktu kelas X-XII, tugas itu adalah KURIR SURAT CINTA. Ya,
memang kusadari penuh, bahwa tugas ini beresiko terjaring keamanan pesantren karena
pacaran adalah melanggar hukum. Namun, uniknya hampir surat yang aku terima
sasarannya adalah pengurus pesantren itu sendiri termasuk juga para Asatidznya,
hihihi lucu juga sih. Meskipun dimanfaatkan, aku tetap menerima apa adanya
karena kasihan juga mereka kan teman-temanku sendiri, coba bayangkan selama 3
tahun sekolah SMA menjadi kurir surat cinta, hufft...!! Cerita cinta
Salafi-Salafiat.
PENGGILA TIPE-X!
Hampir semua anak-anak kelas mengenalku seorang penggemar berat grup band ini, setiap hari bagiku adalah Tipe-X. Seperti ikatan persahabatan yang kami telah jalani bersama,
jurusan keagamaan tetaplah jurusan yang paling kompak dari semua jurusan yang ada disekolah ini. Bermain sepak bola, bermain poker bersama, dan semua kebersamaan
yang tak mungkin disebutkan lagi. Pernah suatu pagi, kala itu bel masuk sekolah baru berbunyi,
kami langsung menggelar kartu poker diatas meja, tanpa merasa berdosa kami terus memainkannya,
sampai akhirnya ulah kami ketahuan oleh anggota keamanan siswa yang biasa
menertibkan siswa yang bertingkah amburadul disekolah ini. Kemudian apa yang terjadi? Kami tetap
melanjutkan aksi tersebut tanpa menghiraukan mereka, kami berpikir bahwa kami
merasa senior disekolah ini, kemudian pada akhirnya mereka menyerah pergi sambil sewot. Hihi
Bermain sepak bola
merupakan hobi kami sejak lama, makatak heran bila kelas lain pun sering
menantang kami tuk diadu. Kalah-menang itu sudah biasa, tapi kalo memecahkan
kaca jurusan bahasa itu baru luar biasa! Kejadian ini bermula ketika kelas kami
beradu dengan XII Bahasa 2, bermula dari tendangan kaki kanan Toif yang melambung terlalu tinggi dan pada akhirnya
bola itu meluncur tepat ke kelas bahasa.
“PRAAANG....!!!”
Sebuah kaca jendela hancur berantakan, ujung-ujungnya kami pun harus menerima konsekuensinya... L
*****
Memang waktu itu terus berjalan, aku mencoba menahan tapi aku
tergerus hilang perlahan...
Satu, dua hingga
akhirnya genap enam bulan, aku terbangun dari tidur panjang, semester terakhir
disekolah ini telah menghadang, Aku berusaha menutup mata ini tuk bisa kembali
tidur, dalam lamunku aku mencoba merasakan kembali semua kenangan tentang kita,
kebersamaan itu, canda itu dan perasaaan itu. Ahhh.. Semua itu semu!
Tersentak, Aku
terbuai dalam alam aneh itu, sudahlah, ini merupakan semester terakhir kita.
Pada akhirnya semua kenangan itu terus melekat dalam benak ku saat itu, sambil
terus mengisi kertas ulangan aku berusaha menangkis kepastian itu, kepastian
bahwa suatu saat kita pasti berpisah.
Hasil yang
memuaskan, Meski tetep nggak dapet rangking, ulangan diakhir tahun 2011 itu
sangat membanggakan, bagiku itu kado terindah. Belum lagi dibulan sebelumnya
ada satu hal yang paling ku tunggu, hari ulang tahun yang sangat cantik! Ya,
Sebelas, sebelas dan sebelas. Meski tidak mendapatkan kado
apapun, aku tetap bahagia, ada sebagian teman dan sahabatku masih
mengingatkannya dan yang terpenting adalah nggak kena tradisi buruk perayaan
ultah layaknya kisah si Away, heheh.
Remedial, hasil
PORAK yang nggak karuan belum lagi banyak planning liburan ketempat entah
berantah. Semua pikiran itu datang begitu saja karena mulai besok kami tidak
bertemu semester lagi tapi UJIAN.
SEMESETER DUA, ANTARA KAU DAN DIA
Gerimis masih menyirami pagiku, alunan surat
Yasin masih terdengar merdu. Seperti biasa aku duduk didepan kelas menunggu
seseorang yang biasa menyapaku, sekilas sosok itu datang! Layaknya
bidadari yang mencerahkan pagi, engkau tersenyum manis kemudian menyapaku
dengan suara khas mu. Unchh... Hati
ini terasa adem.
“DOR! Eh
kamu pagi-pagi ngelamun sih! Hayoo...Lamunin siapa?” Hadeuuhh Anto malah
membuyarkan angan indahku, semua khayalku hilang. Aah sial. Seketika ia
langsung duduk disampingku kemudian kami saling didepan kelas, sekilas bidadari
yang aku lamunin lewat. Ahhh... Cuma lewat doang, mana sapaan serta senyum
manismu?
Awal mula waktu jam pelajaran
pertama, kami langsung diberitahu bahwa kami harus bersiap-siap menghadapi
Ujian Nasional, pengayaan hingga Try Out. Semua anak-anak dikelas terlihat
cemas, ragu dan binggung, kami seolah digelayuti perasaan itu.
Pulang sekolah raut muka kami
sangat lesu, sambil memberesi buku LKS yang berantakan, tiba-tiba sebuah kertas
kecil jatuh. Ah! Ini kan tanda pengenal waktu acara Muharroman akhir bulan November tahun kemarin, pikiranku kembali
melesat jauh.
Dua bulan yang
lalu.....
“Sudahlah Nung,
kamu ngga usah nangis gitu deh…” kami berusaha menenangkan dia, perlahan
tangisan Nunung mereda, dengan sigap Syarif dan Dilah mengejar rombongan Habib
Gaul yang telah meninggalkan jauh tempat ini.
Usaha kami untuk membuat sejarah baru disekolah ini hampir saja gagal. Acara
PHBI Muharoman terpantau sangat sukses dan membanggakan! Kami mampu membuktikan
jurusan baru mampu membuat event yang lebih berwarna dari pada jurusan lain.
Acara selama dua hari itu dibuka dengan mengadakan lomba dan pawai bersama,
kemudian pada hari kedua dipuncaki dengan pembacaan marhabanan serta ceramah
Habib Gaul asal Majalengka.
Sebenarnya
dari awal mula acara itu ngga ada kendala apapun, Cuma hampir saja kami
gagal karena kasus salah kasih amplop. Kejadian ini bermula setelah acara
ceramah telah usai, Nunung selaku bendahara menyimpan uang tanda terima kasih
buat beliau dalam amplop. Karena terburu- terburu Nunung mengambilnya tanpa
dicek lagi, setelah amplop itu diserahkan, beliau langsung pulang. Tersentak
kaget, ternyata amplop itu isinya tidak pantas kami berikan pada beliau, Nunung langsung sok dan menangis, kami semua panik! Kemudian berangkatlah
si Syarif ama si Dilah menyusul beliau kerumahnya. Setelah tangisanya mereda
Nunung akhirnya angkat bicara, dia berkata bahwa amplop yang dia kasih untuk
penceramah tadi berisi Rp. 20.000, Sontak kami terkekeh mendengarkannya. Siang
itu acara Muharroman pertama dalam sejarah sekolah ini telah usai dengan
segudang kenangan yang melekat.
*******
(Video Praktik Penjaskes)
(Video Praktik Penjaskes)
“Januari udane ora mari-mari” pengayaan hari itu sangat menyebalkan, cuaca
sedikit tidak bersahabat, belum lagi hari ini membahas pelajaran Matematika, Beuuhh...Lier euy. Setelah satu jam kami mengeyelasaikan soal dan tugas, bel tanda
istirahat berbunyi. Kantin merupakan tempat tongkrongan yang asik, tak sengaja
sosok yang ku angankan pagi lalu duduk manis menikmati segelas es bersama seorang
temannya. Sepuluh menit kami bercerita dan berbagi rasa, itu sudah cukup
bagiku. Ahh... Adem lagi J
Bel jam kedua
berdering.....
Masuk bulan Februari terjadi
sebuah pukulan telak bagi hidupku, seorang sahabat karibku meninggal! Mendengar
kabar tersebut, aku serta Anto langsung bolos sekolah. Karena ikatan kami yang
kuat, dua minggu kemudian aku sakit, dokter mendiagnosa bahwa aku terjangkit
virus Hepatitis serta penyakit kuning. Dua minggu aku terbaring dirumah, saat
itu pula aku selalu mengingatmu kawan, semua kenangan kita dari masa kecil
hingga dewasa sekarang, ingatkah janjimu dulu? Dan kini kau terlelap abadi bersama kenangan manis kita.
******
Senin, 12- 21
Maret 2012, Saat Hell Week’s itu mulai!
“Datang tanpa diundang
pulang tak bilang-bilang” semua teman-temanku kaget melihat kedatanganku,
mereka masih menyangka bahwa aku masih sakit dan diopname dirumah sakit. Memang
saat itu keadaanku belum 100% sembuh, Cuma karena minggu depan sudah mulai UAM
dan UAMBN maka terpaksa aku berangkat.
Dengan gigih aku mengerjakan
kedua ujian akhir itu, meski rona wajahku masih terlihat pucat, belum lagi
keadaan tubuh ini yang masih sangat lemah, aku terus bersemangat serta pantang
menyerah pada keadaaan. Aku berterima kasih banyak pada semua sahabat-sahabatku yang
memberikan stimulus semangat dan doa, terima kasih banyak kawaaaan... J
“Alhamdulillah! Minggu pertama ujian rampung,
selanjutnya UJIAN NASIONAL!” kami berteriak kegirangan, ah tidak denganku!
Tubuh ini masih lemah tuk berteriak seperti mereka. Dengan langkah kaki yang
gontai, aku dipapah Ulul pulang dari sekolah. Sejam kemudian aku pulang kampung
untuk berobat jalan.
******
April, kami harus bersiap untuk melaksanakan
simulasi Ujian Nasional. Seminggu kemudian kami mendapatkan rilis siapa saja
anak yang berhasil lulus Ujian Try Out dan ternyata namaku tidak ada,
hufft... Ini bertolak belakang ketika aku masih sekolah SLTA dulu.
(Pas Praktik Seni Budaya, Nyanyi Teruusss)
MONDAY, 16-19 APRIL. WHEN D’DAY IS COMING!
Keberadaann
kami benar-benar diuji pada hari ini, semua siswa kelas akhir terlihat khusuk
dengan pikirannya sendiri, sesekali ku lihat ada diantara mereka
memutar-mutarkan pensil 2B, ada juga yang sibuk merapal mencoba mengingat semua
pelajaran yang dia pelajari malam sebelumnya, bahkan yang lebih parahnya lagi
ada yang tertidur seolah ini bukanlah Ujian Nasional yang mereka tunggu. Aku
terus melingkari dengan menggoreskan pensil hitam pada lembaran jawaban yang
ada.
Dua hari
kemudian...
“Yeaaahh....!!!
Ujian beres”
“Kita
refreshing yuuk..!!!”
“Kita bertemu ditempat biasa ya, yank”
“Rasanya aku
muak liat muka kalian’
“Ah, banyak soal
yang aku isi asal-asalan”
“Ya Allah moga
aku lulus”
Semua ekspresi emosi
terlihat jelas dimuka mereka, bagiku inilah saat yang tepat untuk ikut
bergembira bersama. Sesekali kami saling bercerita tentang keusilan mengerjakan
soal-soal ulangan, gelak tawa gembira bercampur sedikit rasa getir dalam hati,
kawan kini kebersamaan kita hampir usai.
Rabu, 24 April 2012. Hal yang Paling Menentukan
Pagi itu sedikit angker bagi kami, matahari yang bersinar cerah terasa
buruk dipandang. Dihari itu kami menanti pengumuman yang mendebarkan. Satu
persatu kami nama kami dipanggil kedepan kelas untuk mengambil amplop berisi
pengumuman kelulusan.
Tiga menit
kemudian….
“Alhamdulillah aku lulus..!!!”
“EMA, BAPAAAK..! ANAK MU LULUS UJIAN NASIONAL!”
“UIN Jakarta tunggu aku disana….!!!!”
“Horee…!!! LULUS, LULUUSSS..!!!”
Mendung
yang menggantung diwajah kami seketika sirna, kami semua lulus ujian nasional!
Tiada kata
yang tepat tuk menggambarkan hari yang penuh kebahagiaan itu.
Sabtu, 27 April 2012. Setengah Tujuh Pagi
“Semua siap?
Ayo kita berangkat ke sekolah” Ahmad mengajak ku untuk cepat-cepat berangkat ke
sekolah, sesekali aku berusaha merapikan jas hitam yang ku kenakan, hari ini
harus menjadi hari terspesial dalam sejarah hidupku.
Sekolah
terlihat sangat ramai, aku lihat para orang tua dan wali
murid hilir
mudik datang untuk mencari anaknya yang mau diwisuda. Ya, hari ini kami resmi akan dilepas
dari sekolah yang lama kami tempati. Mungkin dengan
hadirnya orang spesial dapat melengkapi kebahagian mereka disini, tapi tidak
denganku baik itu wali ataupun orang tuaku mereka tidak dapat hadir.
(Kenangan dari tahun ke tahun)
Acara
pelepasan kelas XII diawali dengan doa
dan sambutan, terus acara inti yakni pengalungan medali secara simbolik dan
diikuti seluruh siswa kelas akhir dipanggung utama. Bagi mereka yang orang
tuanya datang pasti momen ini haram dilewati, mereka berebut mengabadikan dengan merekam serta
memfoto anaknya yang diwisuda. Acara dipungkasi dengan berbagai macam pentas
seni dari berbagai macam kelas dan masing-masing jurusan, setelah acara sempat
aku berpotret bersama anak-anak keagamaan serta sahabat spesialku. Sehabis
berfoto aku langsung buru-buru pulang, namun langkahku terhenti ketika aku
mendengarkan sebuah lagu yang didendangkan adik kelas dipanggung utama:
“Sungguh aneh
tapi nyata takkan terlupa
Kisah- kasih disekolah dengan si dia
Tiada masa
paling indah masa-masa disekolah
Tiada kisah paling indah kisah kasih
disekolah”
Aaah, hati ini berdesir kuat. Semua kenangan tentang kita resmi berakhir disini. Ku ingat
saat kita bersama, tertawa, sedih senang bersama. Ada satu hal yang tak ingin
ku lupa antara kau dan dia.
"Resah dan
gelisah menunggu disini
Disudut sekolah tempat yang
kau janjikan
Ingin jumpa denganku
Walau mencuri waktu, berdusta
pada guru
Malu aku malu, pada semut
merah
Yang berbaris didinding Menatap
ku curiga
Seakan penuh tanya sedang apa
disini
Menanti pacar jawabku"
Aku terus mempercepat langkah
meninggalkanmu bersama kebahagiaan yang ada, yang pasti aku tahu, senyum pagi
yang biasa kau sapa bukan untukku tetapi untuk dia.
THE END
0 Comments