Dunia
jurnalisme pondok pesantren Assalafie telah menjadi salah satu pioner media
masa terbesar dilingkungan pondok pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon, salah
satu pioner tersebut adalah hadirnya majalah Salafuna.
Foto bersama seluruh anggota redaktur Salafuna dengan para narasumber pelatihan jurnalis dan menulis (Jumat, 26 Okotber 2018) |
Majalah
Salafuna merupakan salah satu media
cetak terbesar dengan jumlah oplah pertahunnya adalah + 4500 eksmplar.
Pangsa utama penjualan Salafuna adalah santri Assalafie dan para alumni yang tersebar diseluruh pelosok
nusantara, selain itu juga penjualan Salafuna menyasar para pelajar, santri dan
juga masyarakat umum sekitar.
Meski sederhana, kesemangatan para redaktur Saalfuna tidak pernah padam |
Meski
era digitalisasi telah menyerbu dunia pesantren, Salafuna tetap berdiri kokoh
selama 17 tahun sejak pendirianya, bahkan Salafuna mampu mengalahkan rival-
rival majalah lain dilingkungan pesantren Babakan yang kini mulai lenyap tanpa
kabar.
Dalam perkembanganya, Salafuna telah
mengalami berbagai transformasi. Mulanya Salafuna adalah buletin mingguan yang
dijual Rp. 200 per oplah, namun respon
santri pada saat itu masih kurang dan pada akhirnya Salafuna sempat vakum
selama 2 tahun.
Majalah Salafuna Edisi 52 Spesial Haul ke-19 |
Hingga akhirnya pada tanggal 11
Januari 2004, berkat usaha Ust. Zuhri, Ust. Ali Murtadho serta Ust. Syafaatul
Udzma atas instruksi langsung dari Dr. KH. Arwani Syaerozie MA buletin Salafuna
dihidupkan kembali (Majalah Salafuna, 2018.
Digitalisasi Khazanah Pesantren. Edisi 50: 12-13).
Dihidupkanya buletin Salafuna
menambah giroh santri untuk giat menulis. Hingga pada akhirnya pada tahun 2012
dibawah kepemimpinan Ust. Labib El Muna kata “buletin” diubah menjadi
“majalah”, sejak saat itulah transformasi besar-besaran Majalah Salafuna
terjadi.
Anggota redaktur Salafuna Studi Banding ke Majalah Risalah PBNU Jakarta |
Dampak itu sangat dirasakan, dari
tahun-ketahun Salafuna terus meningkat yang dulunya masih berupa selembaran
berisi 2 halaman menjadi sebuah majalah bersampul berisikan 92 halaman yang
bisa dinikmati dengan elegan.
Kini
majalah Salafuna menjadi satu-satunya media cetak terbesar di lingkungan pondok
pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon, setiap tahun majalah Salafuna konsisten
menerbitkan 3 edisi dengan jumlah + 4500 eksemplar.
Majalah Salafuna 100% persen dikelola santri Assaalafie sendiri |
Majalah Salafuna dikelola oleh 100% santri Assalafie, mulai dari layout, isi
naskah, distribusi hingga pengkaderan calon redaktur baru. Bukan hanya itu,
Salafuna juga melebarkan sayapnya menjaring para santri Babakan untuk berbagi
ilmu jurnalis dan menulis dengan mengadakan workshop pelatihan.
Pangsa Salafuna menyasar ke para alumni diluar negeri |
Dari semua kesempurnaan yang nampak,
majalah Salafuna masih banyak memiliki kekurangan yang harus dikoreksi.
Diantara kekurangan tersebut adalah masih banyaknya typo, karya-karya plagiat
dan tema-tema yang diambil masih berkutat pada dunia santri dan pesantren.
Salafuna dan Ketum umum partai PKB, Pak Muhaemin Iskandar |
Terlepas dari semua itu, dari sekian
puluh pesantren di Babakan Ciwaringin Cirebon, majalah Salafuna tetaplah
menjadi salah satu pioner media masa terbesar dipesantren Babakan dengan
subangsih dakwah literasinya yang besar bagi peradaban para santri di
Indonesia. (Penulis: Ikfini)
1 Comments
Luar biasa... sukses terus buat salafuna.. ☺
ReplyDelete